Oleh : Muhammad Ilham
Begitu "berjasa" Mark Zuckenberg. Setidaknya rakyat Tunisia dan Mesir berterima kasih pada anak muda Yahudi penemu Facebook ini. Anak-anak muda Tunisia dan Mesir mampu menjatuhkan rezim yang sudah lama berkuasa dengan "alat" komunikasi facebook ini. Cetusan awal dan sosialisasi ide berawal dari komunikasi lewat jejaring sosial populer tersebut. Sehingga tidaklah mengherankan apabila salah seorang pengamat politik Timur Tengah di salah satu media TV swasta mengatakan bahwa revolusi Tunisia dan Mesir lebih tepat diistilahkan dengan "revolusi facebook". Dalam konteks Parsonian (Talcott Parson), "alat" yang digunakan untuk mencapai tujuan serta menjaga "ruh ide/gerakan" tersebut adalah tool yang dikreasi anak muda terkaya di dunia ini. Revolusi rakyat di dunia negara "menjalar" ke berbagai negara di Timur Tengah yang mayoritas diperintah oleh pemimpin-pemimpin yang "selalu merasa nyaman berkuasa dalam waktu lama". Ia "menjalar" ke Yaman seterusnya ke Bahrain. Bahrain, tepatnya rakyat Bahrain, ingin bangkit seperti rakyat Tunisia dan Mesir. Sultan Hamad bin Isa Al Khalifa, merasa takut. Ini terlihat dari laporan beberapa media massa yang memberitakan bahwa Raja Bahrain ini membagi-bagikan uang kepada setiap keluarga - gratis, "percuma" bahasa Malaysianya - 2.500 US Dollar/keluarga.
Amerika Serikat tidak bisa "menyembunyikan" ketakutannya bila revolusi Mesir dan Tunisia terjadi pula di Bahrain. Bagaimana tidak, Mesir dan Bahrain merupakan sahabat terdekat negara Paman Sam ini. Bila Mesir dianggap sebagai penjaga Perjanjian Camp David - untuk itu negara Piramid ini dibantu oleh Amerika Serikat sokongan dana yang amat besar bagi operasional militer sejak zaman Anwar Sadat - maka Bahrain merupakan sahabat strategis AS karena di negara/kerajaan ini berada pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat (U.S. Navy's Fifth Fleet). Teringat saya dengan ulasan Robert H. Reid, wartawan senior Associated Press, Revolusi Iran menempatkan rakyat Iran 32 tahun lebih awal dari tetangga bangsa Arab mereka. Ada fenomena menarik. Revolusi Islam Iran bukan dicetus oleh "kreasi" Mark Zuckenberg ataupun Google, tapi oleh ulama. Ide tunggal dari kelompok ulama menyebar dengan "oral-verbal" diantara elit-elit ulama lainnya. Tapi revolusi Mesir, Tunisia dan (selanjutnya?) Bahrain atau Yaman, ide dan sosialisasi ide terakumulasi pada jejaring sosial yang bernama facebook.
Begitu "berjasa" Mark Zuckenberg. Setidaknya rakyat Tunisia dan Mesir berterima kasih pada anak muda Yahudi penemu Facebook ini. Anak-anak muda Tunisia dan Mesir mampu menjatuhkan rezim yang sudah lama berkuasa dengan "alat" komunikasi facebook ini. Cetusan awal dan sosialisasi ide berawal dari komunikasi lewat jejaring sosial populer tersebut. Sehingga tidaklah mengherankan apabila salah seorang pengamat politik Timur Tengah di salah satu media TV swasta mengatakan bahwa revolusi Tunisia dan Mesir lebih tepat diistilahkan dengan "revolusi facebook". Dalam konteks Parsonian (Talcott Parson), "alat" yang digunakan untuk mencapai tujuan serta menjaga "ruh ide/gerakan" tersebut adalah tool yang dikreasi anak muda terkaya di dunia ini. Revolusi rakyat di dunia negara "menjalar" ke berbagai negara di Timur Tengah yang mayoritas diperintah oleh pemimpin-pemimpin yang "selalu merasa nyaman berkuasa dalam waktu lama". Ia "menjalar" ke Yaman seterusnya ke Bahrain. Bahrain, tepatnya rakyat Bahrain, ingin bangkit seperti rakyat Tunisia dan Mesir. Sultan Hamad bin Isa Al Khalifa, merasa takut. Ini terlihat dari laporan beberapa media massa yang memberitakan bahwa Raja Bahrain ini membagi-bagikan uang kepada setiap keluarga - gratis, "percuma" bahasa Malaysianya - 2.500 US Dollar/keluarga.
Amerika Serikat tidak bisa "menyembunyikan" ketakutannya bila revolusi Mesir dan Tunisia terjadi pula di Bahrain. Bagaimana tidak, Mesir dan Bahrain merupakan sahabat terdekat negara Paman Sam ini. Bila Mesir dianggap sebagai penjaga Perjanjian Camp David - untuk itu negara Piramid ini dibantu oleh Amerika Serikat sokongan dana yang amat besar bagi operasional militer sejak zaman Anwar Sadat - maka Bahrain merupakan sahabat strategis AS karena di negara/kerajaan ini berada pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat (U.S. Navy's Fifth Fleet). Teringat saya dengan ulasan Robert H. Reid, wartawan senior Associated Press, Revolusi Iran menempatkan rakyat Iran 32 tahun lebih awal dari tetangga bangsa Arab mereka. Ada fenomena menarik. Revolusi Islam Iran bukan dicetus oleh "kreasi" Mark Zuckenberg ataupun Google, tapi oleh ulama. Ide tunggal dari kelompok ulama menyebar dengan "oral-verbal" diantara elit-elit ulama lainnya. Tapi revolusi Mesir, Tunisia dan (selanjutnya?) Bahrain atau Yaman, ide dan sosialisasi ide terakumulasi pada jejaring sosial yang bernama facebook.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar