Minggu, 17 Maret 2013

Sal (Salman) Khan: Bill Gates Favorite Teacher

Oleh : Muhammad Ilham 

CNN pernah menurunkan berita, "Sal Khan: Bill Gates' favorite teacher". Siapa yang tak kenal Bill Gates, manusia jenius nan kaya sejagad itu. Siapa yang meragukan kepintaran dan kejeniusan penemu Microsoft keturunan Yahudi tersebut ? ... pasti tak ada. "Dunia" bersepakat, Bill Gates itu pintar dan kaya teramat sangat. Tapi, pada Sal (Salman) Khan, Bill Gates merasa perlu untuk "berguru". Siapa Sal Khan ? ... berikut saya kutip tulisan tentang Sal Khan yang dianggap Bill Gates sebagai "Guru Terhebat", dari website CNN dan Tempointeraktif (20-11-2010), berikut : 

Khan bukan jawara Lembah Silikon, seperti Mark Zuckerberg yang menemukan Facebook atau Andy Rubin yang membuat Google bangkit dengan Android. Khan cuma seorang guru. Khan menghabiskan waktunya di sebuah bekas toilet mini yang ia sulap menjadi studio rekaman sekaligus perpustakaan. Ruangan berukuran 1,5 x 2 meter itu adalah think thank yang dia sebut: bgC3. Di ruang sesak inilah Khan menghabiskan waktunya bersama dua komputer, headphone di telinga, kaus tidur dan piyama, menunggu siang sambil membaca buku atau membuat video. “Orang ini luar biasa,” kata Gates dalam surelnya. “Dia mengerjakan banyak hal dengan sumber daya yang amat terbatas.” Mengapa Khan begitu dikagumi Bill Gates? Gates dan anak laki-lakinya yang berumur 11 tahun, Rory, terpana oleh video-video pendidikan bikinan Khan, dari video aljabar sampai biologi. Yang membuat kagum Gates adalah sosok Khan yang meninggalkan dunia gemerlap sebagai manajer investasi beralih menjadi guru yang mendidik jutaan orang lewat video Internet. Di kontrakannya yang sempit di Lembah Silikon itulah dosen digital ini membikin tutorial video. Khan sebenarnya adalah lulusan MBA (master business of administration) Universitas Harvard. Dulu dia manajer keuangan. Tapi hidupnya kini dia serahkan ke dunia pendidikan, yang dia sebut Khan Academy (http://khanacademy.org/). Di Khan Academy itu, dia adalah satu-satunya guru. Dia bisa mengajar apa saja, dari kalkulus, trigonometri, kimia, fisika, biologi, sampai tentang perang Napoleon, dan pelajaran ekonomi dari pabrik cupcake. 

Sejauh ini, dari bekas toilet itu, dia telah menciptakan 1.630 tutorial dan ditonton oleh 70 ribu orang per hari. Angka itu nyaris dua kali lipat jumlah mahasiswa Harvard plus Universitas Sanford. “Jumlah pengunjung tertinggi mencapai 200 ribu orang,” kata Khan. Sebuah kesungguhan dan ketulusan yang membuat banyak orang iri, termasuk Bill Gates.


“Keindahan dari pengajaran Khan adalah konsistensi dia,” ujar Gates. 

Seperti entrepreneur hebat lainnya, Khan terjun di dunia pendidikan tanpa sengaja. Dia lahir dan besar di New Orleans. Khan putra imigran berdarah Bangladesh dan India. Di bangku kuliah, Khan adalah bintang. Dia punya tiga gelar dari universitas ternama di Amerika Serikat: MBA dari Harvard, bachelor of science bidang matematika dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), serta bachelor dan master dari MIT untuk bidang kelistrikan. Dia sempat menjadi presiden kelas di MIT. Khan jatuh cinta kepada kegiatan mengajar setelah ia menjadi guru sukarelawan untuk anak-anak Brookline. Ini adalah anak-anak yang mengalami sindrom attention deficit disorder, yang kesulitan memusatkan fokus perhatian. Dia juga tersentuh ketika keponakannya, yang kelas VII, bertanya soal konversi berat dalam kilogram. Khan pun mulai membuat tutorial dengan menggunakan software Yahoo Doodle. Sejak itulah kecanduan mengajar dimulai. Khan mulai membuat tutorial dengan menulis program JavaScript sendiri. Dia bekerja di sela-sela waktu istirahatnya sebagai manajer investasi, di antara waktu main bola. Lalu dia rekam dalam bentuk video dan diunggah ke YouTube. Khan akhirnya benar-benar hidup untuk akademinya setelah mendapat pesangon US$ 1 juta (Rp 9 miliar). Uang itu dia sebut Khan Capital, yang digunakan untuk membiayai hidupnya dengan investasi. Khan berkukuh tak mau mengkomersialkan situsnya. “Saya sudah punya dua mobil Honda, istri yang cantik dan anak yang hebat, serta rumah,” katanya.

_________ Pelajaran berharga dari Khan :
Khan tak pernah miskin dengan kebaikan. Sebab, pengusaha-pengusaha Lembah Silikon pun membanjiri dia dengan donasi. Indonesia butuh orang-orang baik budi dan tidak sombong seperti dia.

Sumber tulisan miring dan foto : 
money.cnn.com & blog.tempointeraktif.com (13-3-2010)

Bertamu a-la Minangkabau



Suasana dan cara bertamu a-la Minangkabau (tempo doeloe) : 
"bakambangkan lapiak, balatakkan siriah"


(c) foto : adyan anwar

Pursuit of Happyness & Fadli al-Maturidiy

Oleh : Muhammad Ilham  

Malam ini, menonton film "Pursuit of Happyness" (dibintangi aktor kawakan, Will Smith dan aktris cilik berbakat, Jaden Smith). Tak perlu saya narasikan, tapi yang pasti, sungguh berharga menjadi seorang ayah. Film yang menyentuh, sungguh teramat menyentuh, seumpama film "John Q" (pemeran : aktor kelas Oscar, Denzel Washington). Dua film ini, teramat penting untuk ditonton. Pesan yang ingin disampaikannya, sama dengan apa yang diiungkapkan Rabindranat Tagore, "kehadiran seorang anak, adalah pesan bahwa Tuhan tak pernah bosan pada manusia".


"Pursuit of Happyness" (c) foto : selnajaya

Setelah menonton film "Pursuit of Happyness" malam ini, saya-pun rindu ayah ! 

"saya pecinta Soekarno dan Khomeini, tapi secara politik, saya adalah pendukung berat PPP .... lihatlah batu cincin saya, warnanya hijau" ..... (demikian, nukilan kata Fadli Senior, suatu ketika menjelang Pemilu 1987)


(Foto : Almarhum) Ayahanda Tercinta : FADLI AL-MATURIDIY, sekitar tahun 1990-an awal.  

Beliau Tukang jahit, dan ia bangga dengan profesi itu. "Membuat orang bahagia karena memakai baju dan celana baru," katanya pada saya. Pernah kuliah (1960-an awal) di Medan, (juga) pernah menjadi Ketua Pemuda Marhaenis Kdi kota ini tahun 1965, tapi sayang "sejarah mengalahkannya", kalau-lah tidak, mungkin beliau sekaliber Sabam Sirait, itu lho .... politisi senior PDIP, ayahnya politisi muda cerdas, Maruarar Sirait. Akibat imbas gejolak politik 1965, tahun 1967, ia pulang ke Air Bangis dan mendirikan "perusahaan" dengan nama "Melarat" Tailor. Kawan-kawannya heran, mengapa harus "melarat". Sampai sekarang, saya yang anaknya ini, juga tak pernah tahu "ashbab" pemberian nama "Melarat" tersebut.   

Ia yang merupakan pengagum "berat" Soekarno dan pengkoleksi buku-buku Putra Fajar ini, selalu ceria dalam kekurangan finansial. Ketawanya lepas-khas-unik, suaranya "bariton-berat" sempama suara Bob Tutupoly dan Broery Marantika yang disukainya. Wajah mirip Karl Marx .... tapi ia lebih suka dipermiripkan dengan salah seorang idolanya yang lain, Khomeini atau Inyiak Djambek. Menjadi "Pembela" habis-habisan PPP (bukan PDI) kala Orde Baru dalam pentas politik kelas kampung bernama Air Bangis.... dan setahu saya, BUTER (Danramil) di Air Bangis "tidak berani" pada ayah saya, karena sang BUTER adalah "konco palangkinnya" sama-sama minum kopi di sebuah kedai. Ketika menjadi aktifis di Kota Medan, Fadli muda pernah punya Pacar orang Aceh dan Anak Polisi (setingkat Kapolres) Kota Medan nan cantik. Dan itu ia ceritakan dengan "lepas" pada saya yang kala itu masih belum bisa membersihkan ingus warna hijau kebiru-biruan. Ia ingin beritahukan kepada saya ...... "jadilah lelaki yang baik, kamu akan dapat wanita baik, itu saja rumusnya !". Saya masih ingat, dengan menghisap rokok kebanggaannya, KAISER, keluaran Padang Sidempuan, sambil menjahit, ia "mendoktrin" saya tentang siapa sebenarnya Soekarno, Hatta, Tan Malaka, Natsir, Anwar Sadat, Menachen Begin, Aidit, Hamka hingga Lee Kuen Yew.  

Bagi saya .... Ia mahaguru pertama saya yang memperkenalkan Majalah TEMPO (bukan BOBO), Tenggelamnya Kapal van der Wijk, Buku Cindy Adams hingga Biografi NIXON dan KENNEDY, perjuang Khomeini, Khaddafi hingga Guevara. Pada ia-lah untuk kali pertama saya tahu bahwa SOEHARTO jauh lebih kejam dibandingkan Pol Pot .... dan ia ceritakan itu, kala saya menginjak kelas 2 atau 3 SD. Sesuatu hal yang luar biasa untuk kelas kampung. Saya tahu, ia suka rokok DJI SAM SOE, tapi karena "berlangganan" Koran Tempo dan Panji Masyarakat, terpaksa "seleranya" ia turunkan untuk sekedar menikmati Rokok .... KAISER. "Rasa Roti Gabus", katanya. Ia-lah guru "berenang" saya, yang setiap sore, kala usia saya 5 tahun, "memaksa" saya untuk belajar Olah Raga yang menurutnya adalah olah raga yang sebenar-benar "olah raga". Ya ..... Fadli Al-Mathuridi yang setiap pagi selalu mandi sebelum sholat Shubuh di Masjid Pinggir Sungai, yang selalu memutar Channel REUTER dan BBC London setiap pagi dari Radio Butut. 
(I Love You, Pader !!).

Oh ya saya lupa satu lagi. Beliau-lah yang memperkenalkan kepada saya kali pertama, bagaimana enaknya "teh telor".

Jumat, 01 Maret 2013

Schoolscriften "Sijundai"

Oleh : Muhammad Ilham

"..... gadis2 dalam asrama itoe saija liat sedang meratjau, memanjat dinding. mareka itoe terkena tenung sidjoendai, sematjam sihir jang dilakoekan sa' orang anak moeda di sabuah goeboek puntjak goenoeng jang mamoetar gasing jang dari tengkorak manoesia karena tersinggoeng diloedahi sa' orang anak parampoean itoe jang ia nja soeka pada anak parampoean itoe".

(Schoolscriften, A. Wahab, "boeah tangan dari Padang", Perempoean Bergerak, 16 Juli 1919 : Arsip-fotocopi di PDIKM)


(c) perekacipta

Sekarang "Sijundai" boleh dikatakan hampir punah. Karena dulu, ranah dan jangkauan yang tak luas, membuat seorang laki-laki, bila ditolak seorang perempuan, ia akan merasa tersudut, apalagi diludahi. Dan, sijundai akan "bermain". Tapi pada masa kini, bila seorang anak muda ditolak seorang perempuan, ia akan berkata, "kumbang tak seekor, kuntum tak setangkai, dunia ini luas, banyak nan cantik lagi kamek". Ranah jangkauan telah semakin luas. SIJUNDAI mungkin jadi "catatan sejarah". hehehe.

(sekitar awal tahun 1980-an, di kampung saya, saya terakhir melihat wanita kena SIJUNDAI. ia berlarian sepanjang jalan, menjerit-jerit dengan rambut tergerai. setelah itu, tak pernah terdengar lagi .......... sampai hari ini).

Pram (yang) Bermula di Boekittinggi


Salah satu bacaan favorit saya, "Panggil Aku Kartini" .... (tapi) terbitan terbaru, dengan kulit baru (Hasta Mitra, 2000). Dan, ternyata, buku yang menjadi salah satu "magnum opus" Pram ini, untuk kali pertama, justru diterbitkan di Boekittinggi. "Cetar !!" 


 Penerbit NV. Nusantara-Bukittinggi:  1962 (sampul belakang cacat) 


Penerbit Hasta Mitra Jakarta: 2000 

sumber foto : edmon marcell

Catatan Bening Cak Nun

Ditulis ulang : Muhammad Ilham

Banyak orang berpikir rumit tentang Islam, padahal Islam itu simpel. Selain mengajarkan hal-hal yang ghaib, Islam juga mengajarkan ilmu biologi, kimia, fisika, astronomi, matematika, kebudayaan, lingkungan (bagaimana memperlakukan sehelai rumput dan seekor semut), hukum ekonomi, etika jual beli (di pasar, baik arti sempit atau luas), pemerintahan, demokrasi, etika sosial, bahkan sampai etika bersenggama pun diajarkan. Anda menyingkirkan batu di jalan, ya itu Islam. Anda mencangkul dan mengayuh becak sambil berucap Alhamdulillah atau Allohu Akbar, ya itulah Islam. Islam bukan hanya berujud dalam simbol seperti : peci, sorban, dahi hitam, tasbih, jubah, dst, namun ajaran-ajaran konkret yang siapapun, pasti dapat melakukannya.
(Cak Nun : Suara Merdeka, 9 Januari 2013)

___ Malam ini, selepas sholat Isya di Musholla, seorang kawan bertanya, "Pak Ilham, saya jarang ke musholla, sholat berjamaah. padahal sholat berjamaah di masjid besar pahalanya di sisi Tuhan. selalu saya pulang malam, maklum, saya berdagang di pasar raya, tanpa anak buah. menghidupi anak saya yang lima". Saya jawab, sekenanya (maklum, rinai mulai turun), "pak, kualitas dan kuantitas ibadahmu di mata Tuhan, sangat besar. ibadah itu bukan di musholla saja, di pasar raya sana, sambil membayangkan anak bapak yang lima, bapak telah menjaga amanah Tuhan dengan baik ..... tapi jangan terlampau lena".


Sebagai penutup, saya kutip lagi Cak Nun (Suara Merdeka, 24 Desember 2012) :

Karenanya, Rasululloh pernah mengingatkan tentang keseimbangan antara “pasar dan masjid”. Jika kamu terlalu lama di pasar (dalam arti luas), segeralah kembali ke masjid, sebab pasar akan membawamu ke arah materialistis. Ketika ke masjid, maka nurani dan akalmu akan didinginkan bahwa kelak semua materi itu tidak akan kau bawa mati. Materi akan dapat dibawa mati jika mampu ditransformasikan menjadi energi, cahaya atau nur, atau dalam bahasa agamanya “diamal-salehkan” uang dan hartamu hanya dapat dibawa mati jika diperoleh dengan cara yang halal dan digunakan untuk kebaikan bersama.



 


Referensi : Cak Nun (cc. Suara Merdeka)
Foto (c) heningrumahhati & sitonga 

Afifa Ilham dan Tan Malaka

Oleh : Muhammad Ilham 

kala bulan bulat penuh, pada tiga malam yang lalu, pada dua setelah :

(1). Setelah pulang dari mengaji di Musholla dan menyerap materi kaji tentang baik-buruk, kiri-kanan dan seterusnya. (2). Setelah ibunya mengatakan bahwa Tan Malaka adalah pejuang dan pahlawan Indonesia dari kelompok kiri.

(1) dan (2) digabungkannya, jadilah kemudian ia bertanya pada saya : 
"Ayah, Tan Malaka itu Jelek ... ya ?". 
 
"Memangnya mengapa ?", tanya saya sambil menyeruput teh manis yang tak hangat betul.


"Kata guru ngaji, apabila kita menerima catatan amal nantinya di akhirat dari tangan kiri, berarti kita akan masuk neraka. Tadi ibu bilang, Tan Malaka yang gambarnya ada di kamar belakang itu berasal dari kelompok kiri", jawabnya. 
 

Saya (kemudian) diam, dan dalam hati saya (hanya) bergumam, "tak harus saya jelaskan tentang pertanyaannya itu !". 

Lalu saya ambil tustel dan berkata, "Iffa, selalu yang Kiri untuk membersihkan kotoran. Mari kita berfoto di depan-nya !". 


Afifa Ilham, putri sulung terkasih saya
Tak juara kelas
Tapi pintar dari kacamata saya
Penyenang hati, pelipur lara
Penyuka belimbing yang ditanam ibundanya di samping rumah
Saya sayang padannya
Teramat nian