Minggu, 13 Mei 2012

Si Cantik Haina Rabbani Khar

Oleh : Muhammad Ilham 

Namanya Haina Rabbani Khar. Muda dan cantik. Setidaknya, dari cita rasa yang saya miliki -- hehe. Jabatannya moncer dan "sedikit berkualitas", Menteri Luar Negeri Wanita Pertama dan (termuda) Pakistan. Ia sangat muda (untuk ukuran jabatannya), cantik, cerdas. Ketiga kata itu sepertinya menggambarkan dengan tepat sosok Haina Rabbani Khar. Di usianya yang baru 34 tahun, dia dipercaya duduk sebagai Menteri Luar Negeri Pakistan. Khar pun tercatat sebagai perempuan pertama sekaligus termuda yang menjabat sebagai Menlu dalam sejarah Pakistan. Pada Selasa (19/7) kemarin, Khar diambil sumpahnya sebagai Menlu Pakistan yang baru. Dengan menjadi Menlu, Khar mengakhiri kekosongan jabatan selama lima bulan sepekan sebelum pembicaraan perdamaian krusial di India. Sebelumnya, pada 5 bulan terakhir, Khar menjabat menteri yunior yang mengurusi luar negeri. Setelah Shah Mehmood Qureshi diberhentikan sebagai Menlu dalam perombakan kabinet, Khar diminta menangani tugas-tugas Menlu sejak 13 Februari 2011. Dengan duduk di kabinet di usia 34 tahun, Khar memecahkan rekor orang termuda di kabinet yang semula dipegang oleh mantan Perdana Menteri Pakistan Zulfiqar Ali Bhutto. Bhutto mendapat kursi di kabinet pada usia 35 tahun. 

Haina Rabani lahir pada 19 Januari 1977 di Multan, Punjab. Dia adalah anak perempuan politisi Malik Ghulam Noor Rabbani Khar dan keponakan dari Malik Ghulam Mustafa Khar. Ayahnyalah yang membimbingnya masuk ke dunia politik, dunia yang benar-benar berbeda dari latar belakang pendidikannya. Haina sebelunya mengenyam pendidikan ilmu manajemen di Universitas Lahore. Dia pun menyabet gelar MBA di bidang perdagangan dan pariwisata Universitas Massachusetts. Nama Hina tercantum sebagai salah satu pemimpin muda di daftar World Economic Forum. Namanya di dunia bisnis pun moncer karena dia merupakan salah satu pemilik Polo Lounge, sebuah restoran kelas atas yang populer di Lahore. Istri dari pebisnis Feroz Gulzar ini dikenal sebagai sosok yang rendah hati, profesional dan memahami benar pekerjaannya. Kendati terkenal, tidak sulit menghubungi Hina. Itulah makanya, sisi positif lebih banyak dikenal dari sosoknya. Hina pernah menjadi menteri yunior urusan ekonomi di masa Presiden Pervez Musharraf. Pada pemilihan 2008 ia bergabung dengan Partai Rakyat Pakistan pimpinan Perdana Menteri Benazir Bhutto. Kala itu, dia terpilih sebagai anggota parlemen. Tak lama, dia ditunjuk menjadi menteri muda keuangan, sebelum masuk ke Kementerian Luar Negeri. Dia merasa, menjadi bagian dari kabinet merupakan hal terbaik yang bisa dia dapatkan. Meski dirinya adalah seorang perempuan muda, namun hal itu bukan halangan bagi dirinya untuk melakukan tugas di kabinet. Apalagi selama ini dia telah memiliki sejumlah pengalaman dengan tugas-tugas di kabinet. 

Kendati pernah bersekolah di luar negeri, namu Hina sangat cinta tanah airnya. Hina menyatakan dirinya tidak dapat bersama dengan orang-orang yang tidak bangga menjadi orang Pakistan. Dia bahkan membenci orang-orang Pakistan yang mengubah namanya menjadi 'vilayati' atau nama asing. Hina berharap masyarakat Pakistan bangga dengan kebudayaan yang telah dimiliki dengan cara mempertahankan kebudayaannya itu sehingga tidak pudar dengan masuknya budaya asing. Menurut Haina, Pakistan adalah tempat di mana semua orang merasa diterima. Kebebasan berekspresi merupakan salah satu hal yang unik di negeri ini. Hina menganggap dirinya adalah orang yang beruntung. Dia senang pemikirannya ditantang dengan jam-jam kerjanya. Dia juga senang dengan perubahan yang bisa dibuatnya, pun dengan ruang tempat dia bisa melakukan berbagai inovasi. Perempuan yang hobi membaca dan travelling ini sangat bersyukur dengan kehidupan yang telah diberikan kepadanya. Dia bersyukur lahir sebagai orang Pakistan, bersyukur akan keluarga yang dimilikinya, bersyukur atas desanya, latar belakangnya dan semua hal yang telah Tuhan beri.

Referensi : AFP/reuters. 

Tidak ada komentar: