Kamis, 28 Juni 2012

Politisi-Politisi Perempuan Muda Nan Seksi

Ditulis ulang : Muhammad Ilham
(dari detiknews.com/nwk - times.com

Politik diidentikkan sebagai dunia yang keras dan maskulin. Namun di tengah kerasnya dunia politik, terdapat perempuan muda, cantik, seksi dan tangguh di bidang ini. Eits, seksi bukan cuma masalah fisik lho, tapi juga karena kecerdasannya. Muda karena mereka sudah dan menjadi politikus saat berusia maksimal 30 tahun. Berikut nama-nama politikus perempuan muda dan seksi itu : 

Rathika Sitsabaiesan 

Rathika adalah anggota parlemen dari Kanada dari Partai Demokrat Baru mewakili wilayah Scarborough—Rouge River. Rathika yang kelahiran 23 Desember 1981 itu terpilih pada Mei 2011 lalu, berarti saat itu umurnya baru 29 tahun. Alhasil Rathika menjadi anggota parlemen termuda di Wilayah Toronto. Tak cuma itu, Rathika menjadi satu-satunya anggota parlemen dari keturunan suku Tamil, Sri Lanka. Rathika lahir di kota kecil di semenanjung Jaffna, Sri Lanka. Saat umur 5 tahun, keluarga Rathika beremigrasi ke Kanada, tepatnya di Missisauga, Toronto. Ayahnya yang menjadi difabel karena kecelakaan memaksa ibunya berhenti belajar keperawatan dan harus bekerja di gudang untuk menafkahi keluarganya. Namun kondisi itu membuat Rathika belajar keras dan akhirnya memasuki bangku kuliah di Universitas Toronto saat dia kelas 2 SMA. Di universitas itu, dia menjadi Wakil Presiden Asosiasi Mahasiswa Tamil. Pindah ke Universitas Carleton, Rathika mengejar sarjana di bidang commerce atau perdagangan. Tak hanya kuliah, Rathika juga menjabat Wakil President BEM kampus Carleton. Setelah lulus Rathika menyelesaikan masternya di bidang hubungan industrial.  Kerja-kerja sosial Rathika dimulai dari umur 9 tahun. Dan berlanjut saat kuliah, di mana dia membantu Gabungan Pekerja Pelayanan Internasional, advokasi bagi pekerja kelas bawah yang bersifat pelayanan, seperti cleaning service dan sebagainya. Bekerja sosial dan mengadvokasi buruh mempengaruhi pandangan politiknya. Dia ingin mengurangi kemiskinan, menyediakan perumahan layak, akses pendidikan, kesetaraan pekerjaan, imigrasi dan melestarikan bahasa dan budaya Tamil. Rathika lantas bergabung dengan Partai Demokrat Baru sejak tahun 2004 hingga mengikuti pemilu dan terpilih menjadi anggota parlemen pada 2011. Rathika sempat digunjingkan lantaran memperhalus fotonya. Foto dia yang memperlihatkan belahan dada menjadi tidak berbelahan dada. Foto asli bisa ditemukan di internet, namun ketika nangkring di situs parlemen Kanada, belahan dada itu hilang. Entah apakah penghalusan foto itu inisiatif Rathia atau partainya. 

Julia Bonk

Julia Bonk, politikus muda Jerman kelahiran Burg Bei Magdeburg, Jerman Timur 29 April 1986. Julia terpilih menjadi anggota parlemen pada tahun 2004, saat dia berusia 18 tahun melalui partai kiri Jerman, Partai Sosial Demokrat, mewakili wilayah Landtag of Saxony. Saat itu Julia baru saja lulus sekolah dwibahasa (Jerman-Prancis), Abitur. Setelah terpilih Julia melanjutkan kuluahnya di bidang politik dan sejarah di Universitas TU Dresden. Praktis kiprah Julia ini menjadikannya sebagai politikus termuda di Jerman, dan fotonya langsung terpampang pada 87 koran internasional. Wow. Kiprah Julia dimulai sejak sekolah, dia menjadi anggota Dewan Pelajar Kota Dresden, juga juru bicara Dewan Pelajar State of Saxony. Selama 4 tahun (2004-2008) periode pertama Julia menjadi anggota parlemen, dia menjadi wakil jubir komisi yang membawahi sekolah dan olahraga, juga anggota komisi yang membidangi sains, pendidikan tinggi, budaya dan media Nah, pada periode kedua (2008-2012), Julia terpilih lagi sebagai anggota parlemen di komisi yang membawahi hukum, konstitusi dan masalah Eropa. Julia juga menjadi 1 dari 10 jubir organisasi kaum muda sosialis, Solid dan Emansipatori Kiri. 

Tin Pei Ling


Tin Pei Ling, politikus perempuan moncer dari negara jiran, Singapura. Tin maju melalui Partai Aksi Rakyat mewakili wilayah Marine Parade (meliputi Bedok, Chai Chee, Geylang, Kaki Bukit, Kallang, Kembangan, Marine Parade, Mountbatten, Ubi dan sebagian Serangoon) dan terpilih pada pemilu Singapura, Mei 2011 lalu. Tin dimajukan untuk menarik para pemilih pemula dan pemilih muda di negara kota itu. Kelahiran Singapura, 8 Juli 1983 itu sebelumnya sudah menjadi anggota Partai Aksi Rakyat Muda selama 7 tahun. Tin juga pernah menjadi bendahara partai pada pengurus cabang Ulu Pandan. Maklum, lulusan Universitas Nasional Singapura (NUS) itu ternyata sudah bekerja sebagai akuntan di kantor akuntan publik Ernst & Young. Saat mencalonkan diri menjadi anggota parlemen, Tin menuai cibiran sinis karena dinilai belum dewasa. Foto cute-nya menenteng tas bermerk Kate Spade hadiah dari suaminya sempat membuat Tin dinilai dungu, materialis dan memiliki hak istimewa. Maklum saja, suaminya adalah Kepala Asisten Pribadi Perdana Menteri Singapura. Publik menilai posisi suaminya ini juga turut memuluskan langkah Tin menjadi anggota parlemen.

Alina Maratovna Kabaeva

Alina Maratovna Kabaeva merupakan anggota parlemen State Duma, semacam majelis rendah di Rusia dari Partai Gabungan Rusia. Perempuan kelahiran Tashkent, Uzbekistan 12 Mei 1983 ini merupakan atlet jawara senam ritmik sebelum terjun ke dunia politik. Darah atlet Alina menurun dari ayahnya, atlet sepak bola terkenal di Uzbekistan dan ibunya atlet bola basket. Prestasi Alina dalam senam ritmik tak tanggung-tanggung, 2 kali menyabet medali olimpiade, 18 medali kejuaraan dunia, dan 25 medali kejuaraan Eropa. Dia kemudian mengumumkan pensiun dari dunia senam ritmik pada Oktober 2004. Perempuan jelita ini memulai kiprah publik dengan menjadi salah satu dari 126 anggota Kamar Publik Rusia yang baru terbentuk tahun 2005. Kamar Publik Rusia, adalah lembaga yang mengawasi kinerja parlemen, pemerintah dan badan-badan pemerintah Rusia. Kemudian pada 2007 sampai sekarang, dia menjadi anggota State Duma, semacam majelis rendah di Rusia melalui partai pendukung pemerintah Partai Rusia Gabungan. Selain bergiat di parlemen, Alina juga menjadi Ketua Dewan Publik National Media Grup yang menjalankan media Izvestia, Channel One dan REN TV. Salah satu kontroversi Alina adalah dia sempat digosipkan tunangan dan menikah dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada pertengahan April 2008. Atas gosip ini, Putin berkata, "Itu tidak benar". Sementara jubir Alina menolak berkomentar, "Ini tidak masuk akal". Apa tanggapan Alina? "Bukannya saya hipokrit. Tapi saya tidak suka ketika kehidupan pribadi saya diekspose seperti barang di etalase. Saya yakin setiap orang butuh ruang privasi. Jadi ini 'kehidupan privat' saya, ruang milik saya dan saya seorang. Saya harap Anda mengerti," tulis Alina pada situsnya www.kabaeva-alina.com.

Yuri Fujikawa

Yuri Fujikawa, merupakan politikus dan anggota DPRD Kota Hachinohe, Prefektur Aomori, Jepang dari jalur independen. Keinginannya untuk maju menjadi politisi usai lulus dari Universitas Teikyo ditentang ayahnya yang juga politikus, karena berharap Yuri menjadi ibu rumah tangga biasa. Saat ayahnya kampanye untuk menjadi anggota parlemen tahun 2003, Yuri menjadi juru kampanye. Ayahnya pun berhasil menjadi Ketua DPRD Hachinohe. Kekalahan ayahnya saat mencalonkan lagi pada 8 April 2008, melecut Yuri untuk maju. Pada 10 April atau 2 hari setelah ayahnya dinyatakan kalah, Yuri menyatakan maju untuk anggota DPRD dari jalur independen. Fantastis, dari 6.962 suara, Yuri mendapatkan lebih dari separuhnya, 3.665 suara. Yuri yang kelahiran 8 Maret 1980 itu lantas melaju menjadi anggota DPRD pada usia 28 tahun. 3 Hal yang diperjuangkannya dalam DPRD, tumbuh kembang anak-anak, kesehatan dan keperawatan.

Saya terfikir untuk mengkomparasikan mereka diatas dengan : 

Anggelina Sondakh ? ....... ia sudah "pudur".
Nurul Arifin ? ...... smart, seksi tapi ia sudah "senja"
Tere ? ...... muda, cantik memang, tapi sayang kurang smart, mungkin karena itu ia mundur
Lalu, dahulu ada :
Khofifah Indar Parawansa ? ........ yang ini pintar bro, muda di masanya, tapi sayang kurang seksi.
(hicks ...hehehe)

Tidak ada komentar: