Ditulis ulang : Muhammad Ilham
(dari detiknews.com/nwk - times.com)
Politik diidentikkan sebagai dunia yang keras dan maskulin. Namun di
tengah kerasnya dunia politik, terdapat perempuan muda, cantik, seksi
dan tangguh di bidang ini. Eits, seksi bukan cuma masalah fisik lho,
tapi juga karena kecerdasannya. Muda karena mereka sudah dan menjadi
politikus saat berusia maksimal 30 tahun. Berikut nama-nama politikus perempuan muda dan seksi itu :
Rathika Sitsabaiesan
Rathika adalah anggota parlemen dari Kanada dari Partai Demokrat
Baru mewakili wilayah Scarborough—Rouge River. Rathika yang kelahiran 23
Desember 1981 itu terpilih pada Mei 2011 lalu, berarti saat itu umurnya
baru 29 tahun. Alhasil Rathika menjadi anggota parlemen termuda di
Wilayah Toronto. Tak cuma itu, Rathika menjadi satu-satunya anggota
parlemen dari keturunan suku Tamil, Sri Lanka. Rathika lahir di
kota kecil di semenanjung Jaffna, Sri Lanka. Saat umur 5 tahun,
keluarga Rathika beremigrasi ke Kanada, tepatnya di Missisauga, Toronto.
Ayahnya yang menjadi difabel karena kecelakaan memaksa ibunya berhenti
belajar keperawatan dan harus bekerja di gudang untuk menafkahi
keluarganya. Namun kondisi itu membuat Rathika belajar keras dan
akhirnya memasuki bangku kuliah di Universitas Toronto saat dia kelas 2
SMA. Di universitas itu, dia menjadi Wakil Presiden Asosiasi Mahasiswa
Tamil. Pindah ke Universitas Carleton, Rathika mengejar sarjana di
bidang commerce atau perdagangan. Tak hanya kuliah, Rathika juga
menjabat Wakil President BEM kampus Carleton. Setelah lulus Rathika
menyelesaikan masternya di bidang hubungan industrial. Kerja-kerja
sosial Rathika dimulai dari umur 9 tahun. Dan berlanjut saat kuliah, di
mana dia membantu Gabungan Pekerja Pelayanan Internasional, advokasi
bagi pekerja kelas bawah yang bersifat pelayanan, seperti cleaning
service dan sebagainya. Bekerja sosial dan mengadvokasi buruh
mempengaruhi pandangan politiknya. Dia ingin mengurangi kemiskinan,
menyediakan perumahan layak, akses pendidikan, kesetaraan pekerjaan,
imigrasi dan melestarikan bahasa dan budaya Tamil. Rathika lantas
bergabung dengan Partai Demokrat Baru sejak tahun 2004 hingga mengikuti
pemilu dan terpilih menjadi anggota parlemen pada 2011. Rathika
sempat digunjingkan lantaran memperhalus fotonya. Foto dia yang
memperlihatkan belahan dada menjadi tidak berbelahan dada. Foto asli
bisa ditemukan di internet, namun ketika nangkring di situs parlemen
Kanada, belahan dada itu hilang. Entah apakah penghalusan foto itu
inisiatif Rathia atau partainya.
Julia Bonk, politikus muda Jerman kelahiran Burg Bei Magdeburg,
Jerman Timur 29 April 1986. Julia terpilih menjadi anggota parlemen pada
tahun 2004, saat dia berusia 18 tahun melalui partai kiri Jerman,
Partai Sosial Demokrat, mewakili wilayah Landtag of Saxony. Saat
itu Julia baru saja lulus sekolah dwibahasa (Jerman-Prancis), Abitur.
Setelah terpilih Julia melanjutkan kuluahnya di bidang politik dan
sejarah di Universitas TU Dresden. Praktis kiprah Julia ini
menjadikannya sebagai politikus termuda di Jerman, dan fotonya langsung
terpampang pada 87 koran internasional. Wow. Kiprah Julia dimulai
sejak sekolah, dia menjadi anggota Dewan Pelajar Kota Dresden, juga
juru bicara Dewan Pelajar State of Saxony. Selama 4 tahun (2004-2008)
periode pertama Julia menjadi anggota parlemen, dia menjadi wakil jubir
komisi yang membawahi sekolah dan olahraga, juga anggota komisi yang
membidangi sains, pendidikan tinggi, budaya dan media Nah, pada
periode kedua (2008-2012), Julia terpilih lagi sebagai anggota parlemen
di komisi yang membawahi hukum, konstitusi dan masalah Eropa. Julia juga
menjadi 1 dari 10 jubir organisasi kaum muda sosialis, Solid dan
Emansipatori Kiri.
Tin Pei Ling
Tin Pei Ling, politikus perempuan moncer dari negara jiran, Singapura. Tin maju melalui Partai Aksi Rakyat mewakili wilayah Marine Parade (meliputi Bedok, Chai Chee, Geylang, Kaki Bukit, Kallang, Kembangan, Marine Parade, Mountbatten, Ubi dan sebagian Serangoon) dan terpilih pada pemilu Singapura, Mei 2011 lalu. Tin dimajukan untuk menarik para pemilih pemula dan pemilih muda di negara kota itu. Kelahiran Singapura, 8 Juli 1983 itu sebelumnya sudah menjadi anggota Partai Aksi Rakyat Muda selama 7 tahun. Tin juga pernah menjadi bendahara partai pada pengurus cabang Ulu Pandan. Maklum, lulusan Universitas Nasional Singapura (NUS) itu ternyata sudah bekerja sebagai akuntan di kantor akuntan publik Ernst & Young. Saat mencalonkan diri menjadi anggota parlemen, Tin menuai cibiran sinis karena dinilai belum dewasa. Foto cute-nya menenteng tas bermerk Kate Spade hadiah dari suaminya sempat membuat Tin dinilai dungu, materialis dan memiliki hak istimewa. Maklum saja, suaminya adalah Kepala Asisten Pribadi Perdana Menteri Singapura. Publik menilai posisi suaminya ini juga turut memuluskan langkah Tin menjadi anggota parlemen.
Alina Maratovna Kabaeva
Alina Maratovna Kabaeva merupakan anggota parlemen State Duma, semacam majelis rendah di Rusia dari Partai Gabungan Rusia. Perempuan kelahiran Tashkent, Uzbekistan 12 Mei 1983 ini merupakan atlet jawara senam ritmik sebelum terjun ke dunia politik. Darah atlet Alina menurun dari ayahnya, atlet sepak bola terkenal di Uzbekistan dan ibunya atlet bola basket. Prestasi Alina dalam senam ritmik tak tanggung-tanggung, 2 kali menyabet medali olimpiade, 18 medali kejuaraan dunia, dan 25 medali kejuaraan Eropa. Dia kemudian mengumumkan pensiun dari dunia senam ritmik pada Oktober 2004. Perempuan jelita ini memulai kiprah publik dengan menjadi salah satu dari 126 anggota Kamar Publik Rusia yang baru terbentuk tahun 2005. Kamar Publik Rusia, adalah lembaga yang mengawasi kinerja parlemen, pemerintah dan badan-badan pemerintah Rusia. Kemudian pada 2007 sampai sekarang, dia menjadi anggota State Duma, semacam majelis rendah di Rusia melalui partai pendukung pemerintah Partai Rusia Gabungan. Selain bergiat di parlemen, Alina juga menjadi Ketua Dewan Publik National Media Grup yang menjalankan media Izvestia, Channel One dan REN TV. Salah satu kontroversi Alina adalah dia sempat digosipkan tunangan dan menikah dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada pertengahan April 2008. Atas gosip ini, Putin berkata, "Itu tidak benar". Sementara jubir Alina menolak berkomentar, "Ini tidak masuk akal". Apa tanggapan Alina? "Bukannya saya hipokrit. Tapi saya tidak suka ketika kehidupan pribadi saya diekspose seperti barang di etalase. Saya yakin setiap orang butuh ruang privasi. Jadi ini 'kehidupan privat' saya, ruang milik saya dan saya seorang. Saya harap Anda mengerti," tulis Alina pada situsnya www.kabaeva-alina.com.
Yuri Fujikawa
Yuri Fujikawa, merupakan politikus dan anggota DPRD Kota Hachinohe, Prefektur Aomori, Jepang dari jalur independen. Keinginannya untuk maju menjadi politisi usai lulus dari Universitas Teikyo ditentang ayahnya yang juga politikus, karena berharap Yuri menjadi ibu rumah tangga biasa. Saat ayahnya kampanye untuk menjadi anggota parlemen tahun 2003, Yuri menjadi juru kampanye. Ayahnya pun berhasil menjadi Ketua DPRD Hachinohe. Kekalahan ayahnya saat mencalonkan lagi pada 8 April 2008, melecut Yuri untuk maju. Pada 10 April atau 2 hari setelah ayahnya dinyatakan kalah, Yuri menyatakan maju untuk anggota DPRD dari jalur independen. Fantastis, dari 6.962 suara, Yuri mendapatkan lebih dari separuhnya, 3.665 suara. Yuri yang kelahiran 8 Maret 1980 itu lantas melaju menjadi anggota DPRD pada usia 28 tahun. 3 Hal yang diperjuangkannya dalam DPRD, tumbuh kembang anak-anak, kesehatan dan keperawatan.
Saya terfikir untuk mengkomparasikan mereka diatas dengan :
Anggelina Sondakh ? ....... ia sudah "pudur".
Nurul Arifin ? ...... smart, seksi tapi ia sudah "senja"
Tere ? ...... muda, cantik memang, tapi sayang kurang smart, mungkin karena itu ia mundur
Lalu, dahulu ada :
Khofifah Indar Parawansa ? ........ yang ini pintar bro, muda di masanya, tapi sayang kurang seksi.
(hicks ...hehehe)
Tin Pei Ling
Tin Pei Ling, politikus perempuan moncer dari negara jiran, Singapura. Tin maju melalui Partai Aksi Rakyat mewakili wilayah Marine Parade (meliputi Bedok, Chai Chee, Geylang, Kaki Bukit, Kallang, Kembangan, Marine Parade, Mountbatten, Ubi dan sebagian Serangoon) dan terpilih pada pemilu Singapura, Mei 2011 lalu. Tin dimajukan untuk menarik para pemilih pemula dan pemilih muda di negara kota itu. Kelahiran Singapura, 8 Juli 1983 itu sebelumnya sudah menjadi anggota Partai Aksi Rakyat Muda selama 7 tahun. Tin juga pernah menjadi bendahara partai pada pengurus cabang Ulu Pandan. Maklum, lulusan Universitas Nasional Singapura (NUS) itu ternyata sudah bekerja sebagai akuntan di kantor akuntan publik Ernst & Young. Saat mencalonkan diri menjadi anggota parlemen, Tin menuai cibiran sinis karena dinilai belum dewasa. Foto cute-nya menenteng tas bermerk Kate Spade hadiah dari suaminya sempat membuat Tin dinilai dungu, materialis dan memiliki hak istimewa. Maklum saja, suaminya adalah Kepala Asisten Pribadi Perdana Menteri Singapura. Publik menilai posisi suaminya ini juga turut memuluskan langkah Tin menjadi anggota parlemen.
Alina Maratovna Kabaeva
Alina Maratovna Kabaeva merupakan anggota parlemen State Duma, semacam majelis rendah di Rusia dari Partai Gabungan Rusia. Perempuan kelahiran Tashkent, Uzbekistan 12 Mei 1983 ini merupakan atlet jawara senam ritmik sebelum terjun ke dunia politik. Darah atlet Alina menurun dari ayahnya, atlet sepak bola terkenal di Uzbekistan dan ibunya atlet bola basket. Prestasi Alina dalam senam ritmik tak tanggung-tanggung, 2 kali menyabet medali olimpiade, 18 medali kejuaraan dunia, dan 25 medali kejuaraan Eropa. Dia kemudian mengumumkan pensiun dari dunia senam ritmik pada Oktober 2004. Perempuan jelita ini memulai kiprah publik dengan menjadi salah satu dari 126 anggota Kamar Publik Rusia yang baru terbentuk tahun 2005. Kamar Publik Rusia, adalah lembaga yang mengawasi kinerja parlemen, pemerintah dan badan-badan pemerintah Rusia. Kemudian pada 2007 sampai sekarang, dia menjadi anggota State Duma, semacam majelis rendah di Rusia melalui partai pendukung pemerintah Partai Rusia Gabungan. Selain bergiat di parlemen, Alina juga menjadi Ketua Dewan Publik National Media Grup yang menjalankan media Izvestia, Channel One dan REN TV. Salah satu kontroversi Alina adalah dia sempat digosipkan tunangan dan menikah dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada pertengahan April 2008. Atas gosip ini, Putin berkata, "Itu tidak benar". Sementara jubir Alina menolak berkomentar, "Ini tidak masuk akal". Apa tanggapan Alina? "Bukannya saya hipokrit. Tapi saya tidak suka ketika kehidupan pribadi saya diekspose seperti barang di etalase. Saya yakin setiap orang butuh ruang privasi. Jadi ini 'kehidupan privat' saya, ruang milik saya dan saya seorang. Saya harap Anda mengerti," tulis Alina pada situsnya www.kabaeva-alina.com.
Yuri Fujikawa
Yuri Fujikawa, merupakan politikus dan anggota DPRD Kota Hachinohe, Prefektur Aomori, Jepang dari jalur independen. Keinginannya untuk maju menjadi politisi usai lulus dari Universitas Teikyo ditentang ayahnya yang juga politikus, karena berharap Yuri menjadi ibu rumah tangga biasa. Saat ayahnya kampanye untuk menjadi anggota parlemen tahun 2003, Yuri menjadi juru kampanye. Ayahnya pun berhasil menjadi Ketua DPRD Hachinohe. Kekalahan ayahnya saat mencalonkan lagi pada 8 April 2008, melecut Yuri untuk maju. Pada 10 April atau 2 hari setelah ayahnya dinyatakan kalah, Yuri menyatakan maju untuk anggota DPRD dari jalur independen. Fantastis, dari 6.962 suara, Yuri mendapatkan lebih dari separuhnya, 3.665 suara. Yuri yang kelahiran 8 Maret 1980 itu lantas melaju menjadi anggota DPRD pada usia 28 tahun. 3 Hal yang diperjuangkannya dalam DPRD, tumbuh kembang anak-anak, kesehatan dan keperawatan.
Saya terfikir untuk mengkomparasikan mereka diatas dengan :
Anggelina Sondakh ? ....... ia sudah "pudur".
Nurul Arifin ? ...... smart, seksi tapi ia sudah "senja"
Tere ? ...... muda, cantik memang, tapi sayang kurang smart, mungkin karena itu ia mundur
Lalu, dahulu ada :
Khofifah Indar Parawansa ? ........ yang ini pintar bro, muda di masanya, tapi sayang kurang seksi.
(hicks ...hehehe)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar