"Nabi Muhammad cucu tersayang Abdul Muthalib, berkontemplasi di gua hira'. Beliau yang mulia ini ingin menjauhi diri dari keterpengaruhan praktek jahiliyah saudara-saudara Quresy-nya. Namun ketika nabi Muhammad SAW. menerima wahyu untuk kali pertama di gua hira', Beliau tidak pernah lagi kembali ke gua tersebut. Tak mau mengasingkan diri. Misi kenabiannya menuntut beliau untuk terjun langsung ke jantung masyarakat, melakukan perubahan, bukan mengambil jarak. Inilah tipikal manusia tercerahkan, sang Rauzan Fikr. Itulah hakikat seorang cendekiawan muslim". (Ali Syariati, 1988 : 22-23)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar