Almarhum Ayanda Terkasih, FADLI al-MATHURIDI
Nasution. 1939 beliau lahir, 2005 "dipanggil" Tuhan setelah 10 tahun
melalui TES Ketabahan, Stroke. Seorang Soekarnois militant, tapi
pendukung fanatik PPP (hahaha, ambigiu). Penyuka Rokok KAISER Produksi
Pematang Siantar, rasa ROTI GABUS, katanya ketika suatu waktu dahulunya
saya tanya. Menjadi Ketua Pemuda Marhaenis Kota Medan 1964-1966,
tampilan dasarnya sangat Parlente. "Ayah mirip gabungan Raaj Kapoor dan
Eric Estrada", kata beliau dahulu pada saya, kala kami berdua sama-sama
menonton film CHIP's di kedai kampung. Belakangan saya memahami, warna
kulit Eric Estrada yang diambilnya. Ia-lah guru saya pertama "mencicipi"
bagaimana enaknya Teh Telur. Mengajarkan pada saya mandi pagi pukul 5
dinihari untuk seterusnya melangkah menuju masjid. Berdiskusi setiap
pagi tentang tokoh besar dunia, menjelang saya berangkat sekolah di SD
tepi laut, dekat benteng "tinggalan" Oveerste Raaft masa Imam Bonjol.
Yang selalu memuji saya dengan pujian "BUJANG GAGAH AYAH" selepas UMAK
meminyaki rambut saya dengan kemiri dan membedaki Bedak VIVA warna merah
bata di sekujur muka. Kemiri dan VIVA yang dibeli di toke Cina bernama
Liem She Kiat. Ketika ia mendirikan perusahaannya (halah ! ... hehehe),
ia beri nama "MELARAT TAILOR". Ia bos, merangkap anak buah. Nasehat
terbaik-nya yang saya pegang : "Rendah Diri adalah Penyakit Iblis".
Bulan ini, 7 tahun yang lalu, beliau mengikuti jejak "kekasih
tercintanya" ... UMAK, Nurlian suku Jambak, putri lugu Ibnu Fudhail,
seorang juragan karet kelas kampung yang dulunya konon suka pakai
pentalon putih dan sepeda onthel. Sekarang, kuburan mereka berdua
berdampingan. Sangat dekat. 5 Putaran Waktu, do'a buat mereka !.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar