Minggu, 01 April 2012

Sang Ayah : "Rendah Diri adalah Penyakit Iblis"

Oleh : Muhammad Ilham

Almarhum Ayanda Terkasih, FADLI al-MATHURIDI Nasution. 1939 beliau lahir, 2005 "dipanggil" Tuhan setelah 10 tahun melalui TES Ketabahan, Stroke. Seorang Soekarnois militant, tapi pendukung fanatik PPP (hahaha, ambigiu). Penyuka Rokok KAISER Produksi Pematang Siantar, rasa ROTI GABUS, katanya ketika suatu waktu dahulunya saya tanya. Menjadi Ketua Pemuda Marhaenis Kota Medan 1964-1966, tampilan dasarnya sangat Parlente. "Ayah mirip gabungan Raaj Kapoor dan Eric Estrada", kata beliau dahulu pada saya, kala kami berdua sama-sama menonton film CHIP's di kedai kampung. Belakangan saya memahami, warna kulit Eric Estrada yang diambilnya. Ia-lah guru saya pertama "mencicipi" bagaimana enaknya Teh Telur. Mengajarkan pada saya mandi pagi pukul 5 dinihari untuk seterusnya melangkah menuju masjid. Berdiskusi setiap pagi tentang tokoh besar dunia, menjelang saya berangkat sekolah di SD tepi laut, dekat benteng "tinggalan" Oveerste Raaft masa Imam Bonjol. Yang selalu memuji saya dengan pujian "BUJANG GAGAH AYAH" selepas UMAK meminyaki rambut saya dengan kemiri dan membedaki Bedak VIVA warna merah bata di sekujur muka. Kemiri dan VIVA yang dibeli di toke Cina bernama Liem She Kiat. Ketika ia mendirikan perusahaannya (halah ! ... hehehe), ia beri nama "MELARAT TAILOR". Ia bos, merangkap anak buah. Nasehat terbaik-nya yang saya pegang : "Rendah Diri adalah Penyakit Iblis".  
Bulan ini, 7 tahun yang lalu, beliau mengikuti jejak "kekasih tercintanya" ... UMAK, Nurlian suku Jambak, putri lugu Ibnu Fudhail, seorang juragan karet kelas kampung yang dulunya konon suka pakai pentalon putih dan sepeda onthel. Sekarang, kuburan mereka berdua berdampingan. Sangat dekat. 5 Putaran Waktu, do'a buat mereka !.


Tidak ada komentar: