Khaddafi "muda" dikenal memiliki solidaritas diantara kaum muslimin internasional yang sangat tinggi. Pada tahun 1972, Presiden Uganda nan fenomenal itu, Idi Amin gagal mendapatkan bantuan keuangan dari Israel yang telah lama membantu negara "benua hitam" ini. Sewaktu ia mau pulang ke negaranya, Idi Amin menceritakan kegagalannya memperoleh bantuan keuangan dari Israel. Oleh Khaddafi kemudian, Idi Amin diberikan bantuan dua kali lipat dari permintaan Idi Amin pada Israel. Syaratnya tak banyak - putuskan hubungan diplomatik dengan Israel. Itu saja. Dan uang dianggap lunas, tak perlu dikembalikan. Ketika tentara Israel menghantam pesawat-pesawat terbang Uganda karena Uganda dianggap terlibat kasus penyanderaan orang Yahudi dalam penerbangan Air France dari Athena tahun 1975 (?), Khaddafi dengan amat cepat mengganti pesawat-pesawat Uganda ini dengan pesawat-pesawat tempur Mirage buatan Perancis. Perancis-pun marah karena dibohongi Khaddafi yang mengatakan bahwa pesawat-pesawat Mirage yang dibelinya itu untuk kebutuhan dalam negeri. Khaddafi tak ambil pusing.
Di Afrika, Khaddafi tidak hanya membantu Uganda saja. Banyak negara-negara lain di "benua hitam" ini menerima uang pemberian Khaddafi. Bantuan "gratis" dengan syarat mudah - negara-negara penerima bantuan Khaddafi harus memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel. Nasserianisme-nya teramat kental. Namun seiring dengan perjalanan waktu, Khaddafi "meluaskan" wilayah hasrat politik internasionalnya. Ia memberikan bantuan tidak lagi dengan syarat pemutusan hubungan diplomatik dengan negara Israel saja. Khaddafi justru membantu elemen-elemen masyarakat yang memberontak terhadap negara mereka masing-masing. "Seandainya Afrika Selatan dekat dengan negara kami secara teritorial, tentu saya akan memberikan bantuan keungan dan persenjataan pada mereka untuk melawan rezim Apartheid", kata Khaddafi. Perlawanan IRA (pembebasan Irlandia Utara) terhadap Inggris juga (konon) turut di back-up secara finansial oleh Khaddafi. Demikian pula dengan pergolakan penduduk Islam d Moro di Filiphina Selatan. Bahkan Presiden Filiphina pada masa itu, Ferdinand Marcos, sering dikutuk dan dicaci maki Khaddafi. Sambil mengutuki Marcos, bantuan keuangan dan senjata terus mengalir ke Filiphina Selatan dari Tripoli. Bahkan disinyalir, Ghaddafi juga terlibat dalam perjuangan masyarakat muslim Thailand Selatan (Yala, Narathiwat dan Pattani). Di kawasan bergolak yang tadinya merupakan milik Sultan-Sultan Melayu tersebut, pergolakan tidak seseru Filiphina Selatan, tapi campur tangan Khaddafi cukup diperhitungkan.
Ketika muslim Eritrea di Ethiopia bergolak, maka dalam pertemuan Kepala Negara Islam di Tripoli, Khaddafi mengatakan bahwa Libya yang mempersenjatai Front Pembebasan Eritrea. Bagi Khaddafi, Kaisar Haille Selassi yang merupakan pimpinan Ethiopia kala itu adalah pimpinan yang menindas kaum muslimin Eritrea. Bahkan secara terang-terangan, Khaddafi mengatakan bahawa Haille Selassie adalah turunan Hebrew dan mempunyai ikatan dengan zionisme. Pakistan yang juga Islam tidak luput dari bantuan Khaddafi. Saking besarnya perhatian Khaddafi terhadap Pakistan, sampai-sampai Presiden Pakistan masa itu, Zulfikar Ali Bhutto merasa perlu "berterima kasih" pada Khaddafi. Nama Khaddafi diabadikan sebagai nama salah satu stadion olah raga di Pakistan. Sementara bantuan Khaddafi terhadap Palestina, nyata dan jelas. Disamping bantuan terhadap "saudara kami kaum muslimin", demikian istilah Khaddafi, lawannya pun jelas, Israel. "Kami mempersenjatai orang-orang Palestina dan ini kami anggap adil serta sebuah bentuk tanggung jawab suci", kata Khaddafi mensikapi bantuannya pada Palestina. Membantu orang-orang Palestina bagi Khaddafi tidak hanya dalam hal perjuangan ke arah pembebasan wilayah-wilayah yang diduki Israel saja. Gerakan-gerakan internasional seperti penyanderaan dan pembajakan yang dilakukan oleh orang-orang Palestina, juga mendapat dukungan langsung maupun tidak langsung dari Libya.
Di Afrika, Khaddafi tidak hanya membantu Uganda saja. Banyak negara-negara lain di "benua hitam" ini menerima uang pemberian Khaddafi. Bantuan "gratis" dengan syarat mudah - negara-negara penerima bantuan Khaddafi harus memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel. Nasserianisme-nya teramat kental. Namun seiring dengan perjalanan waktu, Khaddafi "meluaskan" wilayah hasrat politik internasionalnya. Ia memberikan bantuan tidak lagi dengan syarat pemutusan hubungan diplomatik dengan negara Israel saja. Khaddafi justru membantu elemen-elemen masyarakat yang memberontak terhadap negara mereka masing-masing. "Seandainya Afrika Selatan dekat dengan negara kami secara teritorial, tentu saya akan memberikan bantuan keungan dan persenjataan pada mereka untuk melawan rezim Apartheid", kata Khaddafi. Perlawanan IRA (pembebasan Irlandia Utara) terhadap Inggris juga (konon) turut di back-up secara finansial oleh Khaddafi. Demikian pula dengan pergolakan penduduk Islam d Moro di Filiphina Selatan. Bahkan Presiden Filiphina pada masa itu, Ferdinand Marcos, sering dikutuk dan dicaci maki Khaddafi. Sambil mengutuki Marcos, bantuan keuangan dan senjata terus mengalir ke Filiphina Selatan dari Tripoli. Bahkan disinyalir, Ghaddafi juga terlibat dalam perjuangan masyarakat muslim Thailand Selatan (Yala, Narathiwat dan Pattani). Di kawasan bergolak yang tadinya merupakan milik Sultan-Sultan Melayu tersebut, pergolakan tidak seseru Filiphina Selatan, tapi campur tangan Khaddafi cukup diperhitungkan.
Ketika muslim Eritrea di Ethiopia bergolak, maka dalam pertemuan Kepala Negara Islam di Tripoli, Khaddafi mengatakan bahwa Libya yang mempersenjatai Front Pembebasan Eritrea. Bagi Khaddafi, Kaisar Haille Selassi yang merupakan pimpinan Ethiopia kala itu adalah pimpinan yang menindas kaum muslimin Eritrea. Bahkan secara terang-terangan, Khaddafi mengatakan bahawa Haille Selassie adalah turunan Hebrew dan mempunyai ikatan dengan zionisme. Pakistan yang juga Islam tidak luput dari bantuan Khaddafi. Saking besarnya perhatian Khaddafi terhadap Pakistan, sampai-sampai Presiden Pakistan masa itu, Zulfikar Ali Bhutto merasa perlu "berterima kasih" pada Khaddafi. Nama Khaddafi diabadikan sebagai nama salah satu stadion olah raga di Pakistan. Sementara bantuan Khaddafi terhadap Palestina, nyata dan jelas. Disamping bantuan terhadap "saudara kami kaum muslimin", demikian istilah Khaddafi, lawannya pun jelas, Israel. "Kami mempersenjatai orang-orang Palestina dan ini kami anggap adil serta sebuah bentuk tanggung jawab suci", kata Khaddafi mensikapi bantuannya pada Palestina. Membantu orang-orang Palestina bagi Khaddafi tidak hanya dalam hal perjuangan ke arah pembebasan wilayah-wilayah yang diduki Israel saja. Gerakan-gerakan internasional seperti penyanderaan dan pembajakan yang dilakukan oleh orang-orang Palestina, juga mendapat dukungan langsung maupun tidak langsung dari Libya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar