Rabu, 10 Oktober 2012

Namanya (titik dua) CHAVEZ

Ditulis ulang : Muhammad Ilham


Venezuela mendapat predikat “negara dengan misi/program sosial terbanyak”.

Chavez, tepatnya Hugo Chavez, kembali terpilih sebagai Presidan. Dengan demikian, Chavez sudah empat kali dipercaya oleh rakyat Venezuela untuk memimpin perubahan di negeri itu. Chavez bilang, kemenangan itu membuat Venezuela tidak akan pe rnah kembali ke alam neoliberalisme. Sebaliknya, Venezuela semakin mantap melakukan transisi menuju sosialisme abad-21. Sementara itu, negeri-negeri imperialis kembali harus mengelus dada lantaran gagal membalikkan Venezuela sebagai “negara jajahan”. Imperialisme, terutama imperialis AS, memang sedang sibuk-sibuknya bergerilya di Amerika Latin. Mereka berjuang keras untuk mengembalikan Amerika Latin sebagai halaman belakangnya. Baru-baru ini mereka berhasil menggulingkan pemerintahan kerakyatan di Paraguay. Ya, Fernando Lugo, pastor kaum miskin itu, digulingkan dengan cara-cara licik dan kotor.

Sejak memerintah tahun 1999, Chavez telah mengubah ‘negeri penghasil minyak’ itu makin berdaulat dan bermartabat. Ia pertama-tama mengubah struktur politik negeri itu dengan membuat konstitusi baru. Perlahanan-lahan politik Punto Fijo (puntofijismo), sebuah demokrasi yang dikarakterisasikan oleh pembagian kekuasaan diantara dua partai: Accion Democratica (AD) dan COPEI, ditumpas oleh politik kerakyatan. Sektor-sektor sosial, seperti kaum buruh, petani, miskin kota, perempuan, masyarakat adat, pemuda, dan lain-lain, yang selama puluhan tahun dikeluarkan dari politik formal, mulai muncul sebagai aktor utama (protagonis) pembangunan kembali Venezuela. Pada tahun 2006, Chavez membentuk “Dewan Komunal”. Pemerintahan komunal ini adalah pemerintahan Rakyat.

Menurut konstitusi, Dewan Komunal adalah sarana dari rakyat terorganisir untuk mengambil-alih dan menjalankan langsung kebijakan administrasi dan proyek pembangunan. Dewan Komunal merespon aspirasi dan kebutuhan langsung dari komunitas. Pada tahun 2006, sudah berdiri 4000 dewan komunal di seluruh Venezuela. Angka ini meningkat menjadi 19,500 pada tahun 2007 dan sekitar 30 000 pada tahun 2011. Banyak rakyat yang sudah mendapat keuntungan langsung dari model demokrasi partisipatif ini. Venezuela juga berhasil memulihkan kontrol atas kekayaan nasionalnya. Sejak 2004, setelah pemerintah berhasil meraih kontrol atas minyak dan ekonomi nasional lainnya, pemerintah Venezuela berhasil menghilangkan kemiskinan ekstrem hingga 70%. Jutaan orang juga bisa mengakses layanan kebutuhan dasar secara gratis: pendidikan, kesehatan, air bersih, perumahan, dan lain-lain.
(c) BerdikariOnline (cc: Bismo G.)

Tidak ada komentar: