Ditulis ulang : Muhammad Ilham
Saya sedang membaca sebuah buku karya Prof. Dr. Atif Iraqi, seorang pakar filsafat Mesir dari Universitas Cairo. Prof. Atif Iraqi adalah salah seorang yang cukup produktif menulis buku-buku filsafat, yang sangat berat isinya bagi saya. Diantara buku-buku filsafat yang ditulisnya mengenai Ibn Rusyd antara lain, “Al-Naz’ah al-Aqliyah fi Falsafah Ibn Rusyd” (Tendensi Rasionalisme dalam Filsafat Ibn Rusyd), ”Al-Manhaj al-Naqdy fi Falsafah Ibn Rusyd" (Metodologi Kritik Filsafat Ibn Rusyd), dan buku ‘Al-Failasuf Ibn Rusyd wa Mustaqbal al-Tsaqafah al-Arabiyah” (Filosof Ibn Ruyd dan Masa Depan Kebudayaan Arab). Buku terakhir ini merupakan buku kenang-kenangan Prof. Irqi bersama pemikiran pencerahan Ibn Rusyd selama 40 tahun. Selain itu masih banyak lagi buku-buku filsafat lain yang dihasilkan oleh Prof. Iraqi, seperti "Mazahib Falasifah al-Masyriq (Mazhab Para Filosof Timur (Dunia Islam Timur)”, “Tsawrat al-Aql fi al-Falsafah al-Arabiyah” (Revolusi Rasional Filsafat Arab-Islam), “Al-Mitafiziqa fi Falsafat Ibn Tufail’ (Metafisika Filsafat Ibn Tufail),’ dan banyak lagi karya-karya yang lain. Sebagaimana diketahui Ibn Rusyd hidup di Spanyol (Andalusia) pada abad pertengahan yang telah memberikan kontribusi nyata akses pencerahan terhadap benua Eropa. Cak Nur seringkali mengatakan bahwa model perguruan tinggi Eropa diilhami oleh model pendidikan Islam di Spanyol-Islam (Andalusia).
Selama 700 tahun Islam di Andalusia, Islam telah memberikan kontribusi berharga kepada dunia Barat yang saat itu masih belum berperadaban (setidaknya bila dibandingkan dengan peradaban Andalusia-Cordoba). Filosof Ibn Rusyd ini yang telah merekonstruksi peradaban modern yang mengambil jalan tengah peradaban antara akal dan syariat (bahasa Arabnya, al-tawfiq bayn al-Aql wal Syariah). Keseimbangan antara rasionalisme dengan syariah. Buah pemikiran rasioalisme yang menjelmakan benua Eropa pada revolusi ilmu pengetahuan. Peranan Ibn Rusyd sendiri dan Islam pada umumnya sudah banyak diakui oleh para sejarawan Eropa modern dan kalangan orientalis. Bahkan Paus Silvester III pun pada saat itu mengirim murid-muridnya untuk belajar di Andalusia.
Pada saat itu, Eropa juga mengalami Islamophobia atau Ibn Rusydphobia, yang sedikit-sedikit mereka selalu bilang, "awas dipengaruhi oleh Ibn Rusyd’" sama dengan orang Islam sekarang yang selalu bilang "awas dipengaruhi oleh Barat". Karena peradaban Islam pada saat itu sedang menguasai dunia Eropa abad pertengahan. Dalam buku ini Prof. Iraqi ingin mengingatkan kembali para intelektual Musalim dan Arab untuk mengembalikan kejayaan yang pernah dicapai dunia Islam dalam bidang peradaban klasik dan meraihnya kembali kepemilikan peradaban tersebut sebagaimana dilakukan oleh Ibn Rusyd dan kawan-kawan di Spanyol-Muslim.
Sumber : Bang Nasr/Januari 2011 (Referensi Tambahan : Montgomery Watt : 1998)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar