Minggu, 01 Juli 2012

Hatta dan Iklan Sepatu Bally

Oleh : Muhammad Ilham   

"Carilah inspirasi, pada mereka yang sederhana, jernih berfikir dan berani hidup"    
(Vaclac Havel, sastrawan : mantan Presiden Cekoslovakia 1992-1996)  

Siapakah Hatta ? Lelaki "cool" Minang berambut dengan sisiran belah benak itu ?
Beragam orang akan memandangnya. Pandangan kekaguman yang pada gilirannya membuat orang akan berkata, suami Rahmi Hatta ini, manusia langka. Tentang disiplin, kita akan ingat Hatta. Mengenai komitmen pada prinsip, sejarah mencatat Hatta sebagai contoh terbaik.

Berikut ungkapan sahabatnya, Soekarno :

"Hatta itu orangnya kering. Andai ada wanita di sampingnya dalam perjalanan ia tidak akan bicara pada wanita itu, ia tidak pandai menghidupkan suasana, itulah Hatta". Bung Karno adalah pribadi yang hidup, ia menyenangi pembicaraan dan selalu menyenangkan lawan bicaranya. Beda dengan Hatta yang walaupun ramah ia cenderung pendiam dan tekun. Dunia Hatta adalah dunia buku. Tapi diluar itu dunia Hatta adalah dunia kejujuran.

Hatta itu lelaki "coool".
Testimoni sahabatnya, Nazir Sutan Pamuntjak, membuat kita tersungging-senyum. Ketika Hatta kuliah di Rotterdam (?) Belanda, bila libur, biasanya para pelajar dari Hindia Belanda (baca: Indonesia) pergi ke bar, sekedar untuk refreshing dan komparasi kultural. Walaupun tidak biasa, suatu ketika Hatta dibawa teman-temannya (diantaranya Nazir St. Pamuntjak) ber”Saturday night”. Ketika sampai ke bar, para teman-teman Hatta ini langsung memesan “minuman tingkat tinggi”, sementara Hatta memesan minuman “anak-anak”, Air Putih dan Susu. Oleh Nazir, dicarikannya seorang wanita untuk mendampingi Hatta. Pada waktu itu, ada wanita-pelajar asal Polandia yang cantik-bahenol. Setiap laki-laki berusaha untuk dekat padanya. Tak ada laki-laki yang tak bisa ditaklukkannya. Nazir merekomendasikan dan menantang wanita ini untuk menaklukkan Hatta. Dengan over confident si wanita menghampiri Hatta yang sedang “menyudut”. Beberapa waktu kemudian, wanita ini kembali ke tempat Nazir dan kawan-kawan berkumpul sambil berkata : “Hatta itu malaikat ………. Nyerah dech”.   

Di suatu malam yang tenang pertengahan tahun 1950-an, Hatta membaca koran ia melihat iklan sepatu kulit Bally. Ia ingin memilikinya dan dengan rapi ia menggunting iklan itu dan menyimpannya untuk memotivasi dirinya menabung uang untuk beli sepatu tersebut, tapi ia tidak pernah bisa mewujudkan mimpinya baik semasa menjadi Wakil Presiden ataupun saat ia pensiun. Ketika pensiun Hatta memang kerap mendapat honor dari tulisan-tulisannya di media massa dan sedikit uang pensiun jabatan Wakil Presiden RI, tapi dengan uang sebegitu kecil ia harus membayar listrik dan menghidupi keluarganya dengan cara yang jujur. Mendengar Hatta kesulitan membayar listrik, Gubernur DKI Ali Sadikin langsung membantu Hatta untuk membayar listrik.



Di tahun 1980 Hatta meninggal dengan tenang, Jakarta berduka. Indonesia menangis dan di laci Hatta masih tersimpan guntingan iklan sepatu Bally yang tidak sempat dibeli Hatta karena kurang uang.


Hatta dan Keluarga 
 


Referensi  sumber foto : 
Deliar Noer (Biografi Politik Hatta), Anton DHN

Tidak ada komentar: