Siapa dalang dari tragedi 9/11? Ada banyak orang menduga-duga siapa dalang dari tragedi 9/11. Versi pertama, tentu versi-nya Amerika Serikat, the government of the United States of America. Menurut versi ini, Osama bin Laden dan Al-Qaeda bertanggung jawab atas serangan terror tersebut. Osama bin Laden adalah dalang dari tragedi 9/11. Versi kedua adalah bahwa tragedi 9/11 adalah buah karya orang Amerika sendiri, suatu home ground creation. The Bush Regime Engineered 9/11. Ini adalah konspirasi, seperti halnya “Raid on Pearl Harbor” yang mengawali dan membuka kunci keterlibatan Amerika Serikat dalam Perang Dunia II. Setelah tragedi 9/11, Pemerintahan George Walker Bush segera menuduh dan menetapkan Osama bin Laden dan Al Qaeda sebagai dalang peristiwa tersebut dan harus diadili. Malam itu juga (11 September 2001) George W. Bush berpidato : “The search is under way for those who are behind these evil acts. I’ve directed the full resources of our intelligence and law enforcement communities to find those responsible and to bring them to justice. We will make no distinction between the terrorist who committed these acts and those who harbor them” (emphasis added). Bahasa Indonesia-nya : Pengejaran sedang dijalankan kepada mereka yang berada di balik layar perbuatan-perbuatan jahat ini. Saya telah memimpin langsung semua sumber intelijen kita dan aparat penegak hukum untuk menemukan mereka yang bertanggung jawab dan membawa mereka ke pengadilan. Kita tidak akan membedakan antara terroris yang melakukan perbuatan jahat ini dan mereka yang melindungi para terrorist. Amerika Serikat menuduh Osama bin Laden sebagai dalang, kemudian ternyatalah Amerika juga menuduh pemerintahan Taliban di Afghanistan melindungi Osama bin Laden. Berdasarkan doktrin ‘tidak akan membedakan terrorist dan mereka yang melindungi terrorist’, kemudian George Walker Bush menyampaikan sebuah ultimatum kepada Rezim Taliban di Afghanistan untuk menyerahkan Osama bin Laden, atau akan menghadapi serangan Amerika Serikat. Pada sisi yang lain, Rezim Talibab meminta sebuah bukti jika memang Osama bin Laden terlibat dalam tragedi 9/11. Dan jika memang ada bukti, Talibab mengajukan diri untuk membentuk suatu Pengadilan Islam untuk mengadili Osama bin Laden.
Amerika Serikat tidak mau memberikan bukti apapun, dan Taliban pun sama sekali tidak menggubris ultimatum Amerika Serikat itu. Maka hasilnya Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya melancar serangan, menginvasi Afghanistan, dan akhirnya menggulingkan Rezim Taliban. Dan mulai itu, maka kita sekarang memgenal dengan apa yang disebut The Global War on Terrorism atau Perang Global Melawan Terrrorisme. Saat perang di Afghanistan di mulai tanggal 7 Oktober 2001, George W. Bush berpidato : “Today we focus on Afghanistan but the battle is broader. Every nation has a choice to make. In this conflict, there’s no neutral ground. If any government sponsors the outlaws and killer of innocents, they have become outlaws and murderers, themselves. And they will take that lonely path at their own peril”. Bahasa Indonesia-nya : Hari ini kita fokus di Afghanistan, tapi perang (Global Melawan Terrorisme) adalah lebih luas. Setiap bangsa mempunyai pilihan untuk diputuskan. Dalam konflik ini (lebih tepat: Amerika dkk melawan mereka yang dianggap terrorist), tidak ada wilayah yang netral alias tidak memihak. Jika ada pemerintahan yang mendukung penjahat dan pembunuh orang-orang yang tidak berdosa, maka pemerintahan tersebut telah menjadi penjahat dan pembunuh. Dan pemerintahan tersebut akan mengambil jalan yang sunyi dan terkucil itu dalam resiko mereka sendiri. Osama bin Laden adalah Pembunuh dan Rezim Taliban melindunginya, maka Osama bin Laden dan Rezim Talibab adalah sama-sama pembunuh. Begitulah cara befikirnya Amerika Serikat, Amerikanse Denken. Hal ini, Perang Global Melawan Terrorisme dijadikan pembenaran politik luar negri Amerika Serikat yang expansionist (melebarkan kekuasan) dan aggressionist (menyerang daerah lain), sekaligus subversive (menggulingkan pemerintahan yang sah di daerah lain).
Dalam Perang Global Melawan Terrorisme Amerika Serikat mempunyai beberapa target, objectives, yang hendak di capai, yaitu : (1). Mengalahkan (menangkap atau membunuh) para terrorists seperti Osama bin Laden, Abu Musab al-Zarqawi dan menghancurkan organisasi mereka.(2). Mengidentifikasi, menglokasikan, dan menghancurkan para terrorists bersama organisasi mereka. (3). Menolak sokongan, bantuan, dan perlindungan bagi para teroris. Hal-hal itulah yang telah menjadi alasan bagi Amerika Serikat beserta sekutunya untuk mengirimkan tentara dan kemudian membunuhi rakyat tidak berdosa di Afghanistan dan dan Irak. Ketika menyerang Irak, kemudain menggulingkan Rezim Saddam Hussein, dan akhirnya menggantung Saddam Hussein, Amerika beserta sekutunya beralasan bahwa Saddam Hussein mempunyai “weapon of mass destruction” (WMD) alias senjata pemusnah massal. Namun ternyatalah bahwa itu hanyalah Bohong Belaka, Saddam Hussein tidak punya WMD. Dan kebohongan itu telah diakui oleh Amerika Serikat, tetapi hanya diakui sebagai ‘laporan intelijen yang tidak akurat’. Sudah diakui bahwa Saddam Hussein tidak punya senjata pemusnah massal, Osama bin Laden dan banyak tokoh Al Qaeda serta Taliban, (dikatakan) telah tewas terbunuh oleh rudal dan peluru pasukan Amerika Serikat.
Amerika Serikat berserta seluruh sekutu dan antek-anteknya sudah tidak punya alasan lagi untuk tetap menduduki Afghanistan dan Irak. Geoge W. Bush menyatakan Irak tidak punya WMD dan kemudian Barrack Hussein Obama menyatakan Osama bin Laden telah tewas. Ditembak oleh kesatuan elite yang paling elite dari Navy Sea, Air , and Land/Navy SEALs yaitu kesatuan elite : ‘Naval Special Warfare Development Group’ atau lebih populer dengan sebutan SEALs Team Six (ST6). “Orang seperti Osama tidak terlahir sebagai seorang terrorist, tetapi dia diciptakan oleh kemiskinan, kesenjangan, dan diskriminasi. Penyebab semua ini adalah ketidakadilan politik, penyangkalan hak-hak warga di bawah pendudukan asing.” Oleh karena itu, ketidakadilan, penindasan, kemiskinan, dan penjajahan harus dihilangkan dari muka bumi. Penjajahan Gaya Baru harus dihapuskan dari seluruh muka dunia karena berlawanan dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Amerika Serikat tidak mau memberikan bukti apapun, dan Taliban pun sama sekali tidak menggubris ultimatum Amerika Serikat itu. Maka hasilnya Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya melancar serangan, menginvasi Afghanistan, dan akhirnya menggulingkan Rezim Taliban. Dan mulai itu, maka kita sekarang memgenal dengan apa yang disebut The Global War on Terrorism atau Perang Global Melawan Terrrorisme. Saat perang di Afghanistan di mulai tanggal 7 Oktober 2001, George W. Bush berpidato : “Today we focus on Afghanistan but the battle is broader. Every nation has a choice to make. In this conflict, there’s no neutral ground. If any government sponsors the outlaws and killer of innocents, they have become outlaws and murderers, themselves. And they will take that lonely path at their own peril”. Bahasa Indonesia-nya : Hari ini kita fokus di Afghanistan, tapi perang (Global Melawan Terrorisme) adalah lebih luas. Setiap bangsa mempunyai pilihan untuk diputuskan. Dalam konflik ini (lebih tepat: Amerika dkk melawan mereka yang dianggap terrorist), tidak ada wilayah yang netral alias tidak memihak. Jika ada pemerintahan yang mendukung penjahat dan pembunuh orang-orang yang tidak berdosa, maka pemerintahan tersebut telah menjadi penjahat dan pembunuh. Dan pemerintahan tersebut akan mengambil jalan yang sunyi dan terkucil itu dalam resiko mereka sendiri. Osama bin Laden adalah Pembunuh dan Rezim Taliban melindunginya, maka Osama bin Laden dan Rezim Talibab adalah sama-sama pembunuh. Begitulah cara befikirnya Amerika Serikat, Amerikanse Denken. Hal ini, Perang Global Melawan Terrorisme dijadikan pembenaran politik luar negri Amerika Serikat yang expansionist (melebarkan kekuasan) dan aggressionist (menyerang daerah lain), sekaligus subversive (menggulingkan pemerintahan yang sah di daerah lain).
Dalam Perang Global Melawan Terrorisme Amerika Serikat mempunyai beberapa target, objectives, yang hendak di capai, yaitu : (1). Mengalahkan (menangkap atau membunuh) para terrorists seperti Osama bin Laden, Abu Musab al-Zarqawi dan menghancurkan organisasi mereka.(2). Mengidentifikasi, menglokasikan, dan menghancurkan para terrorists bersama organisasi mereka. (3). Menolak sokongan, bantuan, dan perlindungan bagi para teroris. Hal-hal itulah yang telah menjadi alasan bagi Amerika Serikat beserta sekutunya untuk mengirimkan tentara dan kemudian membunuhi rakyat tidak berdosa di Afghanistan dan dan Irak. Ketika menyerang Irak, kemudain menggulingkan Rezim Saddam Hussein, dan akhirnya menggantung Saddam Hussein, Amerika beserta sekutunya beralasan bahwa Saddam Hussein mempunyai “weapon of mass destruction” (WMD) alias senjata pemusnah massal. Namun ternyatalah bahwa itu hanyalah Bohong Belaka, Saddam Hussein tidak punya WMD. Dan kebohongan itu telah diakui oleh Amerika Serikat, tetapi hanya diakui sebagai ‘laporan intelijen yang tidak akurat’. Sudah diakui bahwa Saddam Hussein tidak punya senjata pemusnah massal, Osama bin Laden dan banyak tokoh Al Qaeda serta Taliban, (dikatakan) telah tewas terbunuh oleh rudal dan peluru pasukan Amerika Serikat.
Amerika Serikat berserta seluruh sekutu dan antek-anteknya sudah tidak punya alasan lagi untuk tetap menduduki Afghanistan dan Irak. Geoge W. Bush menyatakan Irak tidak punya WMD dan kemudian Barrack Hussein Obama menyatakan Osama bin Laden telah tewas. Ditembak oleh kesatuan elite yang paling elite dari Navy Sea, Air , and Land/Navy SEALs yaitu kesatuan elite : ‘Naval Special Warfare Development Group’ atau lebih populer dengan sebutan SEALs Team Six (ST6). “Orang seperti Osama tidak terlahir sebagai seorang terrorist, tetapi dia diciptakan oleh kemiskinan, kesenjangan, dan diskriminasi. Penyebab semua ini adalah ketidakadilan politik, penyangkalan hak-hak warga di bawah pendudukan asing.” Oleh karena itu, ketidakadilan, penindasan, kemiskinan, dan penjajahan harus dihilangkan dari muka bumi. Penjajahan Gaya Baru harus dihapuskan dari seluruh muka dunia karena berlawanan dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Awaslah itu Kolonialisme-Imperialisme musuh dunia yang mau memperbudak kita dengan sesuka hatinya! Itu Amerika Kita Setrika! Itu Inggris Kita Linggis! (Paduka Yang Mulia Presiden Soekarno Pemimpin Besar Revolusi)
Sumber tulisan : Kompasiana/ade indonesia. Photos : time.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar