Sejak wafatnya Muhammad SAW. putra Abdullah bin Abdul Muthalib, maka bermulalah konflik internal dalam kalangan kaum muslimin. Berawal pada masalah kepemimpinan, berketerusan dengan terbentuknya ragam sekte dan mazhab. Sejarah kemudian mencatat, pertumpahan darah dalam in-group kaum muslimin, banyak tersebabkan oleh pertentangan mazhab. Bahkan hingga hari ini. Pada titik ini, teringat kita dengan ungkapan Ayatullah Ruhullah Khomeini : “La syarqiyah wala gharbiyah illa islamiyah…”, tidak Sunni maupun Syi’ah kecuali Islam, tidak Timur dan tidak Barat. Pesan pendek itu merubah selera saya untuk membaca buku-buku yang mempertengkarkan perbedaan mazhab dan agama. Tapi, "takdir sejarah" selalu tidak ingin memihak kepada spirit Islam yang satu. Karena sejarah dan interpretasi yang beragam, membuat pertumpahan darah atas nama mazhab - tentunya dengan klaim atas nama kebenaran - terus terjadi. Foto-foto dibawah ini memperlihatkan kekacauan politik di Irak (pasca invasi Amerika Serikat). Bom meledak, rakyat sipil bergelimpangan ..... dan kelompok Syi'ah serta Sunni saling bergantian mengklaim sebagai penanggung jawab.
Dan ..... (sebenarnya)
Musuh kita hari ini adalah kebodohan, kemiskinan dan kurangnya solidaritas dan soliditas sesama Muslim.
Musuh kita hari ini adalah kebodohan, kemiskinan dan kurangnya solidaritas dan soliditas sesama Muslim.
Presiden Republik Islam Iran (Syi'ah) - Mahmoud Ahmadinedjad berdo'a bersama
dengan King Abdullah bin Abdul Aziz (Sultan Arab Saudi).
Mahmoud Ahmadinedjad menjadi makmum dibelakang ulama Sunni,
termasuk Presiden Suriah, Bashar al-Assad
"Fantasi" kartunis terkenal Somalia yang kini menetap di Mesir, Abdul Arts.
Sumber Foto : loganswarning.com
dengan King Abdullah bin Abdul Aziz (Sultan Arab Saudi).
Mahmoud Ahmadinedjad menjadi makmum dibelakang ulama Sunni,
termasuk Presiden Suriah, Bashar al-Assad
"Fantasi" kartunis terkenal Somalia yang kini menetap di Mesir, Abdul Arts.
Sumber Foto : loganswarning.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar