Minggu, 06 Juni 2010

Romusha : "Catatan Pahit Zaman Kolonial Jepang"

Ditulis ulang : Muhammad Ilham

Jika orang Indonesia diminta untuk mengatakan satu faktor yang menjadi pengalaman paling mengerikan selama pendudukan Jepang, mungkin dia akan menjawab ROMUSA. Kata Jepang Romusa yang hebat ini secara harfiah berarti seorang yang melakukan pekerjaan sebagai buruh kasar. Akan tetapi, dalam konteks sejarah Indonesia istilah ini mempunyai pengertian khusus yang mengingatkan rakyat akan pengalaman yang sangat pahit di bawah pemerintahan militer Jepang yang kejam (Hendri FI, 2008)

Salah satu tujuan pokok pendudukan Jepang di Asia Tenggara adalah untuk memperoleh sumber-sumber ekonomi dan untuk menciptakan suatu landasan pokok ekonomi yang penting demi kelangsungan perang di sana. Untuk mewujudkan tujuannya itu, Jepang menganggap tenaga kerja di Jawa yang berlebihan karena Jawa adalah pulau paling padat penduduknya sebagai sumber daya terpenting di Asia Tenggara. Sejak awal peperangan meletus, penguasa Jepang telah bersungguh-sungguh memobilisasi efektif atas tenaga kerja di Jawa dan memasoknya ke seluruh wilayah Selatan. Pada bulan November 1942, perjanjian ditanda tangani di Singapura antara Kepala Staf A.L. Barat Daya dan Kepala Staf A.D. Tentara Selatan yang menyangkut pertukaran komoditi dan bahan-bahan. “Tenaga Kerja” pun menjadi komoditi yang dipertukarkan.

Kemanakah para romusa dipekerjakan? berdasarkan kesaksian, romusa dipaksa bekerja tidak hanya didaerah yang berdekatan, tetapi diangkut kemanapun kalau terdapat tuntutan akan tenaga kerja oleh pihak Jepang. Di Pulau Jawa, Banten merupakan daerah utama penerima romusa, Diantara 17 keresidenan dan 2 kerajaan di Jawa, Banten memiliki kepadatan penduduk yang paling rendah, hanya 129,33 orang/km persegi, sementara rata-rata di Jawa 315,33 orang/km persegi. Para tenaga kerja romusa diperkerjakan pada pembangunan jalur kereta api sepanjang 150 km antara Saketi- Bayah. Jalur ini yang menghubungkan jalur kereta api yang ada antara Labuan dan Jakarta dengan wilayah patai selatan keresidenan dimana terdapat deposit tambang. Disamping mereka yang dikirim ke Banten, banyak diantaranya yang dikirim ke luar Jawa. Mereka di angkut hampir semua bagian Asia Tenggara dan beberapa bagian wilayah pasifik selatan, tempat dilaksanakannya proyek-proyek strategis. Salah satu proyek besar di Asia Tenggara yang melibatkan Romusa Jawa adalah pembangunan jalan kereta api Burma-Siam yang dimulai bulan Juli 1942 dan berakhir bulan Oktober 1943. Romusa merupakan luka sejarah yang digoreskan fasis Jepang yang hingga kini masih membekas– khususnya bagi orang-orang yang menjadi romusa “sejati” bukan romusa “terpelajar” atawa romusa “propaganda”, bahkan mungkin bagi keturunannya. Sebagai konsekuensi dari masa pendudukan, lantas perlukah kita bertanya: siapa yang bertanggung jawab dan menyukseskan program romusa ini? Haruskah beban itu ditimpakan kepada Soekarno? bukankah para pemimpin nasional lainnya dan para “terpelajar” juga menyukseskan romusa.

Pada posisi ini, Soekarno memang memiliki beban moril yang cukup berat dibanding tokoh-tokoh nasional lainnya. Pasalnya, dialah tokoh tertinggi yang notabene bekerja sama dengan Jepang melakukan kampanye propaganda dalam romusa ini. Pada akhirnya Soekarno mengakui bahwa dirinya membantu Jepang dalam pengerahan romusa. Pengakuan pahit, namun dengan jantan diungkapkannya. Romusa merupakan luka sejarah yang digoreskan fasis Jepang yang hingga kini masih membekas– khususnya bagi orang-orang yang menjadi romusa “sejati” bukan romusa “terpelajar” atawa romusa “propaganda”, bahkan mungkin bagi keturunannya. Sebagai konsekuensi dari masa pendudukan, lantas perlukah kita bertanya: siapa yang bertanggung jawab dan menyukseskan program romusa ini? Haruskah beban itu ditimpakan kepada Soekarno? bukankah para pemimpin nasional lainnya dan para “terpelajar” juga menyukseskan romusa. Pada posisi ini, Soekarno memang memiliki beban moril yang cukup berat dibanding tokoh-tokoh nasional lainnya. Pasalnya, dialah tokoh tertinggi yang notabene bekerja sama dengan Jepang melakukan kampanye propaganda dalam romusa ini.

Ribuan orang tak kembali. Mereka gugur di negeri asing– dan negerinya sendiri. Seringkali para romusa itu diperlakukan kejam, seperti di belenggu berdampingan dengan tahanan perang untuk membuat jalan Birma yang terkenal itu. Soekarno mengakui bahwa dia mengetahui keadaan mereka. Mereka diangkut dengan gerbong-gerbong kereta api yang tertutup rapat tanpa udara, dan ribuan dijejalkan sekaligus. Mereka tinggal kulit pembalut tulang. Dan Soekarno tidak bisa menolong mereka. Dalam kenyataannya, Soekarno yang mengirim mereka pergi kerja. Soekarno mengirim mereka berlayar menuju kematian. Soekarno membuat pernyataan-pernyataan untuk mendukung pengerahan romusa. Soekarno diambil gambarnya di dekat Bogor dengan Caping di kepala dan cangkul di tangan untuk menunjukan betapa mudah dan mulianya menjadi seorang romusa. Soekarnolah yang memberikan mereka kepada orang Jepang. Rasanya mengerikan sekali.

Referensi : Kontroversi Sang Koloborator, Hendri F Isnaeni, Penerbit Ombak, 2008, Bab : Romusa, Pergi Menjemput Mati Hal 69-80. Foto : Arsip Nasional/Upload/html

1 komentar:

Kisah sukses mengatakan...

KISAH SUKSES SAYA JADI TKI – Ke Jepang, berkat bantuan Bpk DRS. HERMONO, M.A yang bekerja di BNP2TKI jakarta beliau selaku sekertaris utama BNP2TKI pusat no hp pribadi beliau 0853-9845-2347
kisah cerita saya awal jadi TKI
Perkenalkan Nama kisah Sukses saya menjadi TKI – Ke Jepang, berkat bantuan Bpk DRS. HERMONO, M.A yang bekerja di BNP2TKI jakarta beliau selaku sekertaris utama BNP2TKI pusat no hp pribadi beliau 0853-9845-2347
kisah cerita saya awal jadi TKI
Perkenalkan Nama Saya

Ridwan surabaya jawa timur
Disini saya akan bercerita kisah sukses yang menjadi kenyataan mimpi Beliau.
KEGIATAN SEBELUM MENGIKUTI PROGRAM.
Seperti para pemuda umumnya dan dengan kondisi ekonomi Keluarga saya yang pas-pasan saya ikut merasa prihatin dan menghendaki adanya perubahan ekonomi dalam keluarga saya. Saya lahir di salah satu kampung terpencil di kota surabaya jawa timur, dimana struktur tanah tempat kelahiran dia adalah pegunungan dengan mata pencaharian masyarakat sekitar petani dan beternak. Pengorbanan keluarga yang selama mendidik, membina dan membiayai hidup saya selama ini tak cukup hanya sekedar saya mengikuti jejak orang tua saya menjadi petani, saya harus membuktikan kepada keluarga untuk menjadi yang terbaik, tetapi dimana dan bagaimana? Sisi lain saya tau saya hanya lulusan SLTA sedangkan lowongan pekerjaan hanya diperuntukan bagi lulusan Diploma dan Strata 1.
Pada pertengahan tahun 2016 saya bertemu dengan seorang teman lama di Jalan Raya waru sidoarjo. Dia memperkenalkan saya dengan salah satu pejabat BNP2TKI PUSAT, Beliau adalah SEKERTARIS UTAMA BNP2TKI, DRS. HERMONO, M.A. Alamat BNP2TKI Jalan MT Haryono Kav 52, Pancoran, Jakarta Selatan 12770.
Saya diberikan No Kontak Hp Beliau, dan saya mencoba menghubungi tepat jam 4 sore, singkat cerita saya'pun menyampaikan maksud tujuan saya, bahwa sudah lama saya mengimpikan bisa bekerja di japang. Beliaupun menyampaikan siap membantu dengan bisa meluluskan dengan beberapa prosedur , saya rasa prosedur itu tidak terlalu membebani saya. Dari sinilah saya menyetujui nya, yang sangat membuat Aku bersyukur adalah bahwa saya diminta melengkapi berkas untuk saya kirim ke kantor beliau dan sayapun disuruh menyiapkan biaya pengurusan murni sebesar Rp. 22.500.000. Inilah puncak kebahagiaan saya yang akhirnya saya bisa menginjakkan kaki di negeri sakura japang.
Akhirnya saya mendapat panggilan untuk ke jakarta untuk dibinah selama 2 minggu lamanya, suami saya hanya diajarkan DASAR berbahasa japang. Makna yang terkandung di dalam'nya sangat luar biasa dirasakan oleh saya, tanggung jawab, disiplin, berani dan sebagainya merubah total karakter saya yang dulu cengeng dan kekanak-kanakan, walau kadangkala saya masih belum begitu yakin apakah dia bisa berangkat Ke Jepang dengan baik, akhirnya saya mendapat Contrak kerja selama 3 tahun lamanya di bidang industri.
Rasa pasrah dan khawatir menghinggapi saya saat itu, seorang anak kampung berangkat ke Jepang dengan menggunakan pesawat terbang yang sebelum belum pernah saya rasakan sebelumnya. Jangankan naik di atas pesawat melihat dari dekatpun suami saya belum pernah sama sekali.Di Bandara Soekarno Hatta kami di temani oleh petugas Depnakertrans dan IMM Japan untuk melepas keberangkatan saya, rasa haru dan air mata sedih berlinang di pipih saya pada saat saya di izinkan prtugas untuk pamit kepada keluarga yang kebetulan saya diantar oleh paman di jakarta, kami saling berpelukan dan mohon salam dan restu dari orang tua dan keluarga.
MASA MENGIKUTI PROGRAM KEBERANGKATAN DI JEPANG.
Setibanya di NARITA AIRPORT Jepang, saya dijemput oleh petugas IMM Japan yang ada di sana, dan dia diantar ke Training Centre Yatsuka Saitama-ken untuk mengikuti pembekalan sebelum di lepas ke perusahaan penerima magang di Jepang. jika anda ingin seperti saya anda bisa, Hubungi Bpk sekertaris utama BNP2TKI, DRS. HERMONO, M.A ini No Contak HP pribadi Beliau: 0853-9845-2347 siapa tahu beliau masih bisa membantu anda untuk mewujudkan impian anda menjadi sebuah kenyataan.