Oleh : Muhammad Ilham
Dalam banyak hal, agama telah "bermetamorfosis" menjadi sejumlah ritus, upacara bahkan entertain. Dalam bahasa metafora Nabi Mulia Baginda Muhammad putra tersayang Abdullah, "masjid-masjid mereka ramai tetapi kosong dari petunjuk". Kesalehan tidak jarang justru digunakan untuk menyembunyikan keangkuhan dan menutupi penyelewengan. Bahkan, publik tak bisa dibohongi bahwa lembaga-lembaga agama menjadi lembaga-lembaga yang memberlakukan kasih dan "kehangatan" agama hanya sebagai komoditas. Teks-teks kitab suci digunakan sebagai amunisi untuk "menembaki" orang-orang yang dianggap sesat. Sebagaimana halnya politik, agama pada akhirnya telah kehilangan "kehangatan". "Agama, kata Baginda Nabi Muhammad SAW., adalah kecintaan dan kehangatan yang tulus. Tak ada agama kalau sudah kehilangan kecintaan dan kehangatan yang tulus tersebut".
Wallahu A'lam bish Shawab.
Dan, masjid senantiasa bertambah, dengan segala corak rona dan rupa. Mendecak kagum kita melihatnya. Semoga bertambah pula "kehangatan" dan "petunjuk" yang dihadirkannya.
_______ Si bungsu protes, sudah tiga maghrib saya tak menemaninya ke musholla.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar