“When I am the President, the United States will stand shoulder to shoulder with Israel ….."
(Obama)
Israel sedang "mentesting" Obama. Secara
politik, Israel berharap agar Matt Romney yang terpilih karena (teramat)
berorientasi pada Israel. Tapi publik Paman Sam ternyata lebih
menyukai suami Michelle Obama ini. Dan, Israel ingin menguji sebuah hal
yang bernama "kesetiaan" ..... dan Obama (serta siapapun nantinya
Presiden AS), pasti setia. Sangat tidak mungkin Obama melawan arus “pakem” kebijakan politik
standar Amerika Serikat, apalagi Obama nyata-nyata telah mendukung
Israel sebelum ia jadi Presiden. Persoalan Palestina-Israel, lebih
memungkinkan hanya bisa diselesaikan oleh komunitas Timur Tengah,
khususnya negara-negara Islam Teluk. Kita tak bisa berharap banyak pada
PBB, demikian juga dengan Amerika Serikat, siapapun presidennya. Dalam
ilmu politik, antara Israel dan Palestina telah terjadi cyrcle
bargaining, siklus tawar-menawar. Siapa yang menunggangi dan
ditunggangi, tidak jelas secara konkrit. Apakah Israel yang menunggangi
Amerika Serikat atau sebaliknya. Namun yang jelas, hubungan Amerika
Serikat dan Israel adalah hubungan simbiosis mutualis, saling
menguntungkan. Oleh karena itu, kemauan politik negara-negara Timur
Tengah-lah yang lebih rasional dan memungkinkan.
Salah satu bukti kesetiaan itu terlihat dari tanggapan Gedung Putih berkaitan dibombardirnya Gaza dalam minggu terakhir ini. Dunia internasional (termasuk PBB dan ASEAN) "mengutuk" dibombardirnya Gaza tersebut. Namun Israel - sebagaimana halnya dengan tindakan negara ini pada waktu-waktu terdahulu - tetap tak bergeming. Sedangkan Gedung Putih, mendukung (selalu) tindakan negara Zionis ini, dengan menyelipkan sedikit "pesan kemanusiaan" yang mudah dibaca sebagai "kamuflase diplomasi internasional", sebagaimana tanggapan Obama tentang Gaza. "Presiden menegaskan kembali dukungan AS terhadap hak Israel untuk
mempertahankan diri, dan juga menyampaikan penyesalan mendalam atas
jatuhnya korban jiwa baik dari warga sipil Palestina maupun Israel,"
demikian pernyataan Gedung Putih seperti dilansir AFP, Sabtu (17/11/2012). PM
Netanyahu yang menginisiasi telepon tersebut, menyampaikan apresiasi
mendalam atas investasi AS bagi roket Iron Dome dan sistem pertahanan
mortar. Menurut Netanyahu, persenjataan tersebut secara efektif melawan
roket yang ditembakkan oleh militan Hamas dari Jalur Gaza. "Efektif
melawan ratusan roket yang ditembakkan dari Gaza dan berhasil
menyelamatkan banyak nyawa warga Israel," imbuh pernyataan tersebut yang
mengutip pernyataan Netanyahu. Namun, pernyataan Gedung Putih
tidak memberikan penjelasan lebih lanjut soal rencana kedua negara.
Hanya disebutkan bahwa, kedua pemimpin juga mendiskusikan soal cara
untuk meminimalisir konflik yang terjadi.
“When I am the President, the United States will stand shoulder to shoulder with Israel", demikian Obama.
Berikut tanggapan beberapa kawan (facebooker) di Facebook saya :
Anis Ahmad semua sedang mengetes pak Muhammad Ilham Fadli...menurut
Rabbi Jonathan Sacks yang berbicara kpd BBC..eskalasi ketegangan saat
ini antara Israel dan Hamas "ada hubungannya dengan Iran, sebenarnya.
lebih lanjut bisa disimak di surat kabar Sayap kiri Israel Haaretz
telah menerbitkan serangkaian artikel sepanjang minggu ini yang
menunjukkan bahwa penyerangan ke Gaza bisa menjadi "pemanasan" untuk
menyerang Iran.
http://www.haaretz.com/weekend/week-s-end/for-netanyahu-gaza-escalation-could-pave-the-way-to-iran-strike.premium-1.478369
http://www.haaretz.com/weekend/week-s-end/for-netanyahu-gaza-escalation-could-pave-the-way-to-iran-strike.premium-1.478369
masih inget ttg drone hizbullah yang menyelinap ke israel dan berhasil memotret latihan perang antara IDF dan Us Army?
mereka sdh siap2 utk melakukan latihan perang dlm menghadapi Iran
http://www.bizpacreview.com/hezbollah-drone-transmitted-preparations-for-israeli-u-s-joint-military-exercise/
mereka sdh siap2 utk melakukan latihan perang dlm menghadapi Iran
http://www.bizpacreview.com/hezbollah-drone-transmitted-preparations-for-israeli-u-s-joint-military-exercise/
Secara
teori, pasukan yang mampu menyerang Ahmed Jabari akan dapat menentukan
lokasi Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad. Dan dengan pasukan tersebut
juga mampu menghancurkan roket Fajr serta rudal Shihabs, serta instalasi
nuklir Iran.
Juru Bicara IDF menekankan bahwa "Jalur Gaza telah menjadi garis depan pangkalan Iran." Pada pandangan pertama, Operasi Pilar Pertahanan tampaknya ditujukan pada arena Palestina, namun pada kenyataannya diarahkan atas permusuhan Iran terhadap Israel. "
"Operasi Pillar of Clouds merupakan tes praktek keahlian untuk komandan Angkatan Udara Israel dan kepala Intelejen IDF, Mayor Gens Amir Eshel dan Aviv Kochavi."
http://www.youtube.com/watch?v=P6U2ZQ0EhN4&feature=player_embedded
Juru Bicara IDF menekankan bahwa "Jalur Gaza telah menjadi garis depan pangkalan Iran." Pada pandangan pertama, Operasi Pilar Pertahanan tampaknya ditujukan pada arena Palestina, namun pada kenyataannya diarahkan atas permusuhan Iran terhadap Israel. "
"Operasi Pillar of Clouds merupakan tes praktek keahlian untuk komandan Angkatan Udara Israel dan kepala Intelejen IDF, Mayor Gens Amir Eshel dan Aviv Kochavi."
http://www.youtube.com/watch?v=P6U2ZQ0EhN4&feature=player_embedded
M Arief Pranoto Mungkin
kalau Henry Bannerman masih hidup, ia akan berkata "peran yang
dimainkan sudah benar" --- menjadi organ pemecah-belah di Jazirah Arab.
Referensi : BBC/AFPNews & detik.com (Foto : republika.co.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar