Minggu, 25 November 2012

Fatwa Sesat di Balik Penyerangan Hari Asyura


Muhammad Ilham memandang gelombang aksi anarkis terhadap kelompok sempalan Islam dipicu oleh fatwa sesat sepihak yang muncul beberapa tahun belakangan. Intelektual muda Minangkabau ini menilai fatwa sesat terhadap sesama mazhab Islam itu muncul baru sekitar sepuluh tahunan terakhir. "Ini tidak ada preseden sejarahnya," tutur Ketjur Sejarah Kebudayaan Islam IAIN Padang Itu. Bagi dosen Politik Islam ini, para ulama dahulu seperti HAMKA tidak pernah mengeluarkan fatwa sesat terhadap Ahmadiyah, apalagi Syiah. Menurutnya, fatwa sesat terhadap Syiah muncul belakangan karena ulama terkooptasi politik penguasa.

Siang hari bolong di gedung kecil nan sempit sebuah kampus negeri terkemuka di Makassar, beberapa anak melantunkan lagu duka.Tepat di depannya, barisan Ibu-ibu yang berdiri menangis tersendu-sendu mendengar lagu yang menceritakan perjuangan Imam Husein di padang nan gersang bernama Karbala. Siang ini, tepat 1373 tahun yang lalu, Imam Husein menghembuskan nafas terakhir diterjang anak panah, tombak dan senjata tajam lainnya dari berbagai arah. Bersama keluarga dan segelintir pengikutnya, cucu Rasulullah Saw itu menunaikan tugasnya membela ajaran Islam yang dibajak oleh penguasa lalim. Putra Singa Arab ini memilih mati syahid, dari pada harus berbaiat kepada penguasa durjana yang menggunakan simbol-simbol agama untuk menindas orang lain. Dari mulut Husein terucap, "Ya Allah, terimalah pengorbanan kecil ini." Di tengah suasana khidmat itu, tiba-tiba datang segelintir orang berjenggot dengan pakaian putih-putih mengacaukan konsentrasi peserta yang siap mendengarkan ceramah . Dengan nada sangar para penyerobot itu memicu kegaduhan. Suara keras memekakan telinga bergema, "Allahu Akbar, Bubarkan Syiah!!." Seruan itu disambut damai dengan lantunan salawat yang dikomando sang penceramah yang baru beberapa menit menyampaikan pidatonya. 

Di depan anak-anak dan perempuan yang mulai diamankan panitia supaya menjauh dari massa penyerang, salah seorang pria berjenggot dengan raut muka bengis merebut microphone dan berteriak menyebut syiah sesat dengan klaim sepihak, fatwa MUI yang sudah kadaluarsa dan validitasnya dipersoalkan banyak kalangan ulama dan intelektual sendiri. Batapa tidak, berbagai pertemuan nasional dan internasional telah menyatakan bahwa Syiah bagian dari Islam. Misalnya, Deklarasi Amman (9/11/2004) yang dideklarasikan bersama oleh 200 ulama dari lebih 50 negara, menegaskan bahwa mazhab Syiah (Ja'fari dan Zaidi) sebagai bagian dari Islam. Di luar gedung, massa yang hendak mengikuti acara dihalau oleh gerombolan bermotor lengkap dengan helm dan pentungan. Akhirnya acara mengenang perjuangan Imam Husein membela Islam dari kooptasi penguasa zalim itu terpaksa diakhiri, meski baru berjalan 25 menitan. Peristiwa Karbala terulang dalam bentuk lain, kekerasan kembali dilancarkan atas nama agama oleh segelintir orang untuk menghentikan acara keagamaan pihak lain. Sehari sebelumnya, oknum massa dari ormas Islam tertentu itu nyaris menggagalkan peringatan Asyura yang digelar di Jalan Urip Sumoharjo, Makassar. Situs Detik melaporkan, sekitar seratus anggota Front Pembela Islam (FPI) Sulawesi Selatan menyatroni gedung Graha Pena, Jumat (23/11/2012) sekitar pukul 22.30. namun aksi mereka berhasil dihalau oleh seratusan anggota Polsek Panakukang dan Satuan Brimob Polda Sulsel yang bersenjata lengkap. Tampaknya, apapun acara yang dilakukan oleh orang yang berbeda dengan keyakinan mereka harus diberangus. Bagi mereka persatuan adalah penyeragaman. Dan jika berbeda harus dimusnahkan. Bahkan seminar persatuan umat Islam yang berlangsung tiga pekan lalu di Jantung Indonesia Timur itu nyaris bernasib serupa. 

Sekitar sebulan lalu, aksi-aksi anarkis yang hampir serupa terjadi di sebuah kampus Islam negeri Jawa Timur. Dialog tentang Syiah dihentikan setengah jalan, gara-gara provokasi seorang oknum tokoh yang dikenal paling getol menyebarkan virus-virus anti persatuan Islam di seantero pulau Jawa. Oknum ini pulalah yang memprovokasi lahirnya fatwa sesat sepihak terhadap syiah. Sejarawan Muslim, Muhammad Ilham memandang gelombang aksi anarkis terhadap kelompok sempalan Islam dipicu oleh fatwa sesat sepihak yang muncul beberapa tahun belakangan. Intelektual muda Minangkabau ini menilai fatwa sesat terhadap sesama mazhab Islam itu muncul baru sekitar sepuluh tahunan terakhir. "Ini tidak ada preseden sejarahnya," tutur Ketua Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam IAIN Padang Itu. Bagi dosen Politik Islam ini, para ulama dahulu seperti HAMKA tidak pernah mengeluarkan fatwa sesat terhadap Ahmadiyah, apalagi Syiah. Menurutnya, fatwa sesat terhadap Syiah muncul belakangan karena ulama terkooptasi oleh politik penguasa. "Ada kepentingan  parpol yang menjual isu penyesatan ini," pungkasnya. (IRIB Indonesia/Purkon Hidayat)

KLIK : http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/fatwa-sesat-di-balik-penyerangan-hari-asyura?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK&p_p_lifecycle=0&p_p_state=normal&p_p_mode=view&p_p_col_id=column-1&p_p_col_count=3

Tidak ada komentar: