Selasa, 03 Mei 2011

Obama - Osama dan Negara Islam Indonesia

Ditulis ulang : Muhammad Ilham

Osama adalah sasaran utama perang terhadap terorisme. Sejak tragedi 11 September 2001, hampir sepuluh tahun yang lalu, Osama diburu di banyak negara. Sasaran terpenting adalah Afghanistan, basis kelompok Taliban yang dibantu oleh suku-suku di Afghanistan dan Pakistan. Osama terbunuh di Pakistan, satu dari sedikit negara yang memiliki kekuatan nuklir. Perang terhadap terorisme telah menjadi agenda tetap dari setiap kepala negara Amerika Serikat, beserta sekutu-sekutunya, baik di timur maupun di barat. Tidak terkecuali di Indonesia. Indonesia menjadi mata rantai yang penting melawan terorisme, sekaligus korban yang paling tak berdaya ketika bom meledak di Kuta, Bali, pada 12 Oktober 2002. Karena itu juga, Indonesia memiliki pasukan khusus, yakni Densus 88 yang ditugaskan memerangi terorisme. Pelan, namun pasti, jaringan terorisme di Indonesia berhasil disibak. Para aktornya ditanggap, ditahan, diadili, sebagian dihukum mati.

Belakangan, pers Indonesia secara intensif memberitakan kehadiran (kembali) kelompok yang disebut Negara Islam Indonesia (NII). Kelompok yang namanya terkenal di kalangan mahasiswa ini, disinyalir menjadi aktif lagi setelah penculikan sejumlah perempuan. Ketika perempuan itu berhasil ditemukan, mereka kehilangan ingatan. Ada istilah "cuci otak"yang dipakai, ketika perempuan-perempuan itu menjadi linglung. Program cuci otak itu tentulah berbeda dengan banyak program "hipnotis" yang ditayangkan televisi dengan rating bagus. Pesta pora pers Indonesia tentang NII ini menjadi alas bagi kehadiran berita tentang kematian Osama bin Laden. Banyak perspektif yang dihadirkan, dengan narasumber siapa saja. Namun, sebagaimana dengan berita penting lainnya, selalu saja muncul sikap pro dan kontra, terutama kalau kita baca pelbagai blog yang tersedia di internet. Apapun persoalan yang menjadi trending topic di Indonesia sekarang, pastilah disertai dengan sikap pro dan kontranya. Yang jelas, aktor politik nomor satu di dunia Barack Obama-lah yang kemudian menjadi kunci dari persoalan terorisme ini. Di tengah serangan bencana alam yang melanda sejumlah negara bagian Amerika Serikat, Obama kini tampil ke muka sebagai satu tokoh sukses dalam perburuan Osama. Di era Presiden Barack Obama dan Wakil Presiden Joe Biden-lah Amerika Serikat berhasil melenyapkan musuh nomor satu rakyat Amerika Serikat itu. Tidak heran kalau sebagian rakyat Amerika menggelar pesta menyambut hasil perang melawan terorisme itu.

Bagaimana dengan NII? Sampai kini Amerika Serikat belum lagi bersuara. Tapi pastilah kawat-kawat diplomatik Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia secara rutin mengirimkan informasi menyangkut "perang Indonesia melawan NII" itu. Terorisme di negara manapun, apalagi dengan keikutsertaan kata "Islam", pastilah mendapatkan perhatian dari Amerika Serikat. Sebagai satu-satunya negara super power dewasa ini, Amerika Serikat mustahil untuk dicegah untuk menghidupkan mesin perang di negara manapun di dunia. Kecuali ada hal-hal yang lebih besar lagi yang menunjukkan kegagalan Presiden Barack Obama, atau kehadiran tokoh alternatif diluar Sarah Palin, Obama akan menaiki kursi kepresidenan di Amerika Serikat untuk kedua kalinya dalam pemilu 2012 nanti. Indonesia, mau tidak mau, suka tidak suka, juga akan tetap menjadi bagian dari mata rantai perlawanan terhadap jaringan terorisme itu. Sekalipun kelompok NII belum masuk kategori jaringan teroris, kecuali terorisme "otak" dan ekonomi, lambat laun apabila pemerintah Indonesia tidak berhasil mengurangi dampaknya, kelompok NII ini akan masuk ke dalam daftar kelompok terorisme internasional yang ditetapkan di Amerika Serikat. Osama bin Laden dipastikan terbunuh. Di sisi lain, pengaruh Barack Obama semakin kuat. Dan lagi, Indonesia berada dalam bayang-bayangnya... ! Tak bisa dibantah !

Sumber : indrapiliang.com/html

Tidak ada komentar: