Oleh : Muhammad Ilham
kala bulan bulat penuh, pada tiga malam yang lalu, pada dua setelah :
(1). Setelah pulang dari mengaji di Musholla dan menyerap materi kaji tentang baik-buruk, kiri-kanan dan seterusnya. (2). Setelah ibunya mengatakan bahwa Tan Malaka adalah pejuang dan pahlawan Indonesia dari kelompok kiri.
kala bulan bulat penuh, pada tiga malam yang lalu, pada dua setelah :
(1). Setelah pulang dari mengaji di Musholla dan menyerap materi kaji tentang baik-buruk, kiri-kanan dan seterusnya. (2). Setelah ibunya mengatakan bahwa Tan Malaka adalah pejuang dan pahlawan Indonesia dari kelompok kiri.
(1) dan (2) digabungkannya, jadilah kemudian ia bertanya pada saya :
"Ayah, Tan Malaka itu Jelek ... ya ?".
"Memangnya mengapa ?", tanya saya sambil menyeruput teh manis yang tak hangat betul.
"Kata guru ngaji, apabila kita menerima catatan amal nantinya di akhirat dari tangan kiri, berarti kita akan masuk neraka. Tadi ibu bilang, Tan Malaka yang gambarnya ada di kamar belakang itu berasal dari kelompok kiri", jawabnya.
Saya (kemudian) diam, dan dalam hati saya (hanya) bergumam, "tak harus saya jelaskan tentang pertanyaannya itu !".
Lalu saya ambil tustel dan berkata, "Iffa, selalu yang Kiri untuk membersihkan kotoran. Mari kita berfoto di depan-nya !".
"Memangnya mengapa ?", tanya saya sambil menyeruput teh manis yang tak hangat betul.
"Kata guru ngaji, apabila kita menerima catatan amal nantinya di akhirat dari tangan kiri, berarti kita akan masuk neraka. Tadi ibu bilang, Tan Malaka yang gambarnya ada di kamar belakang itu berasal dari kelompok kiri", jawabnya.
Saya (kemudian) diam, dan dalam hati saya (hanya) bergumam, "tak harus saya jelaskan tentang pertanyaannya itu !".
Lalu saya ambil tustel dan berkata, "Iffa, selalu yang Kiri untuk membersihkan kotoran. Mari kita berfoto di depan-nya !".
Afifa Ilham, putri sulung terkasih saya
Tak juara kelas
Tapi pintar dari kacamata saya
Penyenang hati, pelipur lara
Penyuka belimbing yang ditanam ibundanya di samping rumah
Saya sayang padannya
Teramat nian
Tak juara kelas
Tapi pintar dari kacamata saya
Penyenang hati, pelipur lara
Penyuka belimbing yang ditanam ibundanya di samping rumah
Saya sayang padannya
Teramat nian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar