Nelson Mandela @ Madiba, siapa yang tak kenal dengan beliau. Tokoh anti apartheid dan mantan Presiden Afrika Selatan yang menjadi icon perlawanan diskriminasi ras ini adalah contoh
terbaik politisi (politician) yang mampu bermetamorfosis dengan
paripurna menjadi seorang negarawan (statesman). Mandela mengajarkan
bahwa seorang politisi itu bukanlah seorang insan yang pendendam, hedonis dan munafik atas nama ideologi ataupun agama.
Melihat "catatan hidup" Mandela, saya kemudian teringat dengan teoritisi ilmu politik, Samuel P. Huntington (1993 : 77) yang mengatakan
bahwa demokrasi tak akan pernah mencapai paripurna jika para
politikusnya gagal bertransformasi menjadi seorang negarawan. Point-nya, melihat dinamika dan praktek demokrasi di Indonesia belakangan ini - yang teramat sulit, untuk tidak mengatakan tidak ada negarawan seumpama Mandela - rasanya demokrasi masih dalam tahap "jualan politik" ataupun "eksperimen trial and error". Padahal, Indonesia pernah dalam sejarah mempraktekkan demokrasi secara paripurna, walau dalam waktu yang tak terlalu lama, ketika para negarawan-negarawan seperti Mohammad Hatta, St. Syahrir, IJ. Kasimo, Agus Salim, Mohammad Natsir dan lain-lain mewarnai pentas politik Indonesia. Mereka ini, bisa dikatakan sama, bahkan lebih dibandingkan dengan Nelson Mandela.
wallpaperschould.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar