Oleh : Muhammad Ilham
Dr. KH. Djalaluddin Rahmat atau biasa
dipanggil Kang Djalal ini, ketika saya menjadi mahasiswa (1992-1999),
merupakan idola banyak orang-orang kampus, khususnya
berbasis keilmuan (Islam) berbarengan dengan Cak Nur, Cak Nun, Amien
Rais dan Gus Dur. Beliau adalah "referensi" sangat menarik tentang Islam
dan Peradaban. Saya bangga padanya. Pikirannya bernas, cerdas, memiliki
kedalaman ilmu agama yang luar biasa (padahal ia Doktor Komunikasi
Politik .... jadi ingat dengan kedalaman ilmu Imaduddin Abdulrahim yang
Doktor matematik itu). Analisisnya tajam, bahasa Arab bagus, bukunya
banyak dibaca dan gaya bahasanya amat menarik. Ia idola banyak mahasiswa
dan orang Indonesia. Belakangan Saya terpana, mengapa pengarang buku
"Islam Aktual" dan "Islam Alternatif" serta Ketua Ikatan Jamaah Ahlul
Bait Indonesia (IJABI) ini melabuhkan aspirasi politiknya ke PDI-P,
mengapa bukan ke Partai Islam ?
Suatu ketika, disebuah media online, Kang Djalal yang pintar dan zuhud ini, ditanya mengapa mau menjadi calon legislatif partai yang bukan berbasis Islam ?. Pendiri Yayasan Mutahhari Bandung yang terkenal itu, kemudian menjawab, "hanya PDI-P yang tidak mengkafirkan saya. Hanya PDI-P yang selama ini melindungi kebebasan berpendapat kami. Partai Islam serta Menteri Agama, hanya menjadikan kami sebagai komoditas politik dan memonopoli sorga".
Suatu ketika, disebuah media online, Kang Djalal yang pintar dan zuhud ini, ditanya mengapa mau menjadi calon legislatif partai yang bukan berbasis Islam ?. Pendiri Yayasan Mutahhari Bandung yang terkenal itu, kemudian menjawab, "hanya PDI-P yang tidak mengkafirkan saya. Hanya PDI-P yang selama ini melindungi kebebasan berpendapat kami. Partai Islam serta Menteri Agama, hanya menjadikan kami sebagai komoditas politik dan memonopoli sorga".
Konon, ummat Islam di Indonesia berkurang drastis
secara statistik. Mengapa ? ...... karena Syi'ah dianggap bukan Islam. hehe !!!
(c) muhsin labib |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar