Jumat, 27 Desember 2013

Berkonflik Dengan "Saudara" Sendiri

Oleh : Muhammad Ilham

"Mengapa Ken Dedes mau menikah dengan si Sudra Ken Arok yang telah membunuh suaminya (baca : Tunggul Ametung)?". Padahal Tunggul Ametung satu kasta dengan Ken Dedes, sementara Ken Arok berasal dari kasta rendah, kasta Sudra ?. (Rupanya), bagi Ken Dedes, menikah dengan Tunggul Ametung yang satu kasta dengannya merupakan "aib" karena berbeda aliran. Bagi Dedes, biar menikah dan "berdamai" dengan "lain kasta" dibandingklan dengan beda aliran, walau satu kasta. "Kisah" ini (walau butuh verifikasi), terasa memiliki "benang merah" dengan apa yang berlaku dengan sesama muslim, antara Arab Saudi dan Iran di Jazirah Timur Tengah yang "tak pernah damai" itu. Arab Saudi mau bekerjasama dengan Israel (hanya) untuk menghancurkan "kawan" seagamanya. Lalu, argumentasi apa yang pantas untuk kita ketengahkan, kalau bukan alasan politis dan dominasi (dengan mengatasnamakan ajaran Islam) ?. 

Dulu, Arab Saudi menyediakan tempat di Dahran (hanya) untuk pasukan Jenderal Norman Schwarzkopf (maaf bila salah ejaan), hanya untuk menyerang Saddam Hussein. Kini, Arab Saudi berjabaterat saling bermutalissimbiotik dengan rezim Yahudi Israel, hanya untuk menyerang Iran ....... Lantas, dalam konteks ini, mengapa kita berbusa berbuih-buih memuja muji rezim Arab Saudi, Mengapa kita menjadikan Palestina sebagai komoditas politik, padahal yang "terdekat" (baca : Arab Saudi) tak sedikitpun menaruh simpati terhadap perjuangan rakyat Palestina. Arab Saudi yang Ken Dedes, mau bekerjasama dengan Israel hanya untuk membunuh "orang terdekatnya" bernama Tunggul Ametung. Berbeda aliran dalam satu kasta, (mungkin) jauh lebih memiliki kualitas aib tinggi dibandingkan berbeda kasta.

Berikut laporan TribunNews.com (cc : SundayTimes) : " .............. Israel dan Arab Saudi akan Bekerjasama Menyerang Iran".

TRIBUNNEWS.COM – Sebuah surat kabar Inggris, minggu pagi melaporkan bahwa Israel akan bekerjasama dengan Arab Saudiuntuk serangan militer melawan Iran. Kedua negara, yakni Israel dan Arab Saudi, ingin bersatu melawan Iran, karena khawatir negara-negara Barat akan datang untuk berdamai dengan Iran, meringankan sanksi, dan memungkinkan Republik Islam Iran melanjutkan program nuklirnya. Menurut Sunday Times, Riyadh telah setuju membiarkan Israelmenggunakan wilayah udaranya dalam serangan militer terhadap Iran, dan bekerja sama atas penggunaan helikopter penyelamat, pesawat tanker dan drone. "Arab Saudi ikut geram dan bersedia untuk memberikan Israel semua bantuan yang dibutuhkan," ungkap sebuah sumber diplomatik yang tak disebutkan namanya kepada koran itu. Laporan itu muncul ketika Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sedang melobi kesepakatan bersama sebuah aliansi internasional menentang perjanjian yang memungkinkan Iran untuk terus memperkaya uranium. 

Pada hari Minggu, Israel akan menyambut Presiden Prancis Francois Hollande, yang pekan sebelumnya memberikan omong kosong pada kesepakatan antara enam kekuatan dunia dan Iranyang akan meringankan sanksi dengan imbalan langkah awal menuju batas pengayaan. Netanyahu pada hari Jumat mendesak Prancis untuk tetap teguh dalam tekanan pada Iran menjelang babak baru pembicaraan mengenai program nuklir Republik Islam itu di Jenewa. Setelah bertemu Hollande, Netanyahu akan pergi ke Moskow pada hari Rabu untuk bertemu dengan Presiden Vladimir Putin dan akan melobi kesepakatan. “Sebagai perdana menteri Israel, saya harus menjaga keberlangsungan hidup negara saya,” tegas Netanyahu. CNN melaporkan bahwa Netanyahu juga mengatakan dalam wawancara bahwa ia akan melakukan apa pun yang perlu dilakukan untuk melindungi Israel.

Sumber Foto: Dodi Esvandi

Tidak ada komentar: