Oleh : Muhammad Ilham
"Mengapa Ken Dedes mau menikah dengan si
Sudra Ken Arok yang telah membunuh suaminya (baca : Tunggul Ametung)?".
Padahal Tunggul Ametung satu kasta dengan Ken Dedes, sementara Ken Arok
berasal dari kasta rendah, kasta Sudra ?. (Rupanya),
bagi Ken Dedes, menikah dengan Tunggul Ametung yang satu kasta
dengannya merupakan "aib" karena berbeda aliran. Bagi Dedes, biar
menikah dan "berdamai" dengan "lain kasta" dibandingklan dengan beda
aliran, walau satu kasta. "Kisah" ini (walau butuh verifikasi), terasa
memiliki "benang merah" dengan apa yang berlaku dengan sesama muslim,
antara Arab Saudi dan Iran di Jazirah Timur Tengah yang "tak pernah
damai" itu. Arab Saudi mau bekerjasama dengan Israel (hanya) untuk
menghancurkan "kawan" seagamanya. Lalu, argumentasi apa yang pantas
untuk kita ketengahkan, kalau bukan alasan politis dan dominasi (dengan
mengatasnamakan ajaran Islam) ?.
Dulu, Arab Saudi menyediakan tempat di
Dahran (hanya) untuk pasukan Jenderal Norman Schwarzkopf (maaf bila
salah ejaan), hanya untuk menyerang Saddam Hussein. Kini, Arab Saudi
berjabaterat saling bermutalissimbiotik dengan rezim Yahudi Israel,
hanya untuk menyerang Iran ....... Lantas, dalam konteks ini, mengapa
kita berbusa berbuih-buih memuja muji rezim Arab Saudi, Mengapa kita menjadikan Palestina sebagai komoditas politik, padahal yang "terdekat" (baca : Arab Saudi) tak sedikitpun menaruh simpati terhadap perjuangan
rakyat Palestina. Arab Saudi yang Ken Dedes, mau bekerjasama dengan
Israel hanya untuk membunuh "orang terdekatnya" bernama Tunggul Ametung.
Berbeda aliran dalam satu kasta, (mungkin) jauh lebih memiliki kualitas
aib tinggi dibandingkan berbeda kasta.
Berikut laporan TribunNews.com (cc : SundayTimes) : " .............. Israel dan Arab Saudi akan Bekerjasama Menyerang Iran".
Berikut laporan TribunNews.com (cc : SundayTimes) : " .............. Israel dan Arab Saudi akan Bekerjasama Menyerang Iran".
TRIBUNNEWS.COM – Sebuah surat kabar Inggris, minggu pagi melaporkan
bahwa Israel akan bekerjasama dengan Arab Saudiuntuk serangan militer
melawan Iran. Kedua negara, yakni Israel dan Arab Saudi, ingin bersatu
melawan Iran, karena khawatir negara-negara Barat akan datang untuk
berdamai dengan Iran, meringankan sanksi, dan memungkinkan Republik
Islam Iran melanjutkan program nuklirnya. Menurut Sunday Times, Riyadh
telah setuju membiarkan Israelmenggunakan wilayah udaranya dalam
serangan militer terhadap Iran, dan bekerja sama atas penggunaan
helikopter penyelamat, pesawat tanker dan drone. "Arab Saudi
ikut geram dan bersedia untuk memberikan Israel semua bantuan yang
dibutuhkan," ungkap sebuah sumber diplomatik yang tak disebutkan namanya
kepada koran itu. Laporan itu muncul ketika Perdana Menteri Israel,
Benjamin Netanyahu, sedang melobi kesepakatan bersama sebuah aliansi
internasional menentang perjanjian yang memungkinkan Iran untuk terus
memperkaya uranium.
Pada hari Minggu, Israel akan menyambut
Presiden Prancis Francois Hollande, yang pekan sebelumnya memberikan
omong kosong pada kesepakatan antara enam kekuatan dunia dan Iranyang
akan meringankan sanksi dengan imbalan langkah awal menuju batas
pengayaan. Netanyahu pada hari Jumat mendesak Prancis untuk
tetap teguh dalam tekanan pada Iran menjelang babak baru pembicaraan
mengenai program nuklir Republik Islam itu di Jenewa. Setelah bertemu
Hollande, Netanyahu akan pergi ke Moskow pada hari Rabu untuk bertemu
dengan Presiden Vladimir Putin dan akan melobi kesepakatan. “Sebagai
perdana menteri Israel, saya harus menjaga keberlangsungan hidup negara
saya,” tegas Netanyahu. CNN melaporkan bahwa Netanyahu juga mengatakan
dalam wawancara bahwa ia akan melakukan apa pun yang perlu dilakukan
untuk melindungi Israel.
Sumber Foto: Dodi Esvandi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar