Rabu, 06 April 2011

Moammar Khaddafi "Muda" (Bagian 3)

Oleh : Muhammad Ilham

Lalu bagaimana hubungan Khaddafi "muda" dengan negara tempat mentor ideologisnya lahir - Mesir ? Keinginan untuk menyatukan Libya dengan Mesir terus dipupuknya. Walau Nasser telah meninggal. Walau Anwar Sadat yang menggantikannya. Tahun 1973, Khaddafi mengadakan long march bersama-sama dengan 40 ribu orang pengikutnya dari Libya ke Mesir. Tujuannya hanya satu, melunakkan hati Sadat yang masih tidak ingin menerima tawaran Khaddafi tersebut. Dan memang Anwar Sadat tetap tak bergeming. Presiden Mesir kurus berkulit coklat kehitaman ini sedang bersiap-siap ingin menggempur Israel, tidak begitu mengacuhkan Khaddafi. Tentu Khaddafi merasa marah. Saking marahnya, ketika pecah Perang Arab-Israel pada tahun 1973, Libya tidak ambil bagian. Bila Libya mengambil bagian, tentu arah sejarah politik Timur Tengah akan menjadi lain. Sehabis perang berlangsung, ketika Anwar sadat menerima Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Henry Kissinger sebagai penengah, Khaddafi marah besar. "Anwar Sadat telah menjual diri kepada imperialisme Amerika Serikat", katanya.

Implikasinya, terjadi ketegangan Libya-Mesir. "Bisul" kemudian meletus kala Akademi Teknik Militer Mesir di Kairo diserang beberapa orang bersenjata lengkap. Puluhan tewas. Para penyerbu tertangkap dan kemudian mengaku, mereka adalahagen Libya yang dikirim untuk membunuh Anwar Sadat yang hari itu diperkirakan akan datang ke tempat penyerbuan tersebut. Dan selanjutnya, surat kabar Al-Ahram menyerang Khaddafi secara terang-terangan : "Khaddafi adalah orang gila dan penjahat". Arang lapuk tersebut, akhirnya patah sudah. Hilangnya harapan Khaddafi untuk menyaksikan negerinya bergabung menjadi satu dengan Mesir bukan saja menimbulkan kebencian paling dalam Khaddafi terhadap Anwar Sadat, akan tetapi juga memberikan pada kesempatan untuk lebih banyak berkiprah di dunia internasional. Tahun-tahun berikutnya, Khaddafi yang sudah tidak "muda" lagi, tidak berbicara mengenai persatuan negara-negara Arab melawan Israel, tetapi berbicara tentang revolusi massa di seluruh dunia. Ia kemudian meng-klaim dirinya sebagai revolusioner Islam internasional". Kini wajah revolusioner tersebut "membayangi" dunia. Kita tak tahu apa yang terjadi ke depan, apakah sang revolusioner ini akan "terjatuh" oleh revolusi rakyatnya sendiri. Tapi yang pasti Khaddafi tidak pernah tanggung-tanggung .. !!

Referensi : beberapa wawancara yang dilakukan Metro TV/TV One/Tempo dengan beberapa komentator politik Timur Tengah. Foto : www.kaw'srant-space.tumblr.com

Tidak ada komentar: