
Di Afrika, Khaddafi tidak hanya membantu Uganda saja. Banyak negara-negara lain di "benua hitam" ini menerima uang pemberian Khaddafi. Bantuan "gratis" dengan syarat mudah - negara-negara penerima bantuan Khaddafi harus memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel. Nasserianisme-nya teramat kental. Namun seiring dengan perjalanan waktu, Khaddafi "meluaskan" wilayah hasrat politik internasionalnya. Ia memberikan bantuan tidak lagi dengan syarat pemutusan hubungan diplomatik dengan negara Israel saja. Khaddafi justru membantu elemen-elemen masyarakat yang memberontak terhadap negara mereka masing-masing. "Seandainya Afrika Selatan dekat dengan negara kami secara teritorial, tentu saya akan memberikan bantuan keungan dan persenjataan pada mereka untuk melawan rezim Apartheid", kata Khaddafi. Perlawanan IRA (pembebasan Irlandia Utara) terhadap Inggris juga (konon) turut di back-up secara finansial oleh Khaddafi. Demikian pula dengan pergolakan penduduk Islam d Moro di Filiphina Selatan. Bahkan Presiden Filiphina pada masa itu, Ferdinand Marcos, sering dikutuk dan dicaci maki Khaddafi. Sambil mengutuki Marcos, bantuan keuangan dan senjata terus mengalir ke Filiphina Selatan dari Tripoli. Bahkan disinyalir, Ghaddafi juga terlibat dalam perjuangan masyarakat muslim Thailand Selatan (Yala, Narathiwat dan Pattani). Di kawasan bergolak yang tadinya merupakan milik Sultan-Sultan Melayu tersebut, pergolakan tidak seseru Filiphina Selatan, tapi campur tangan Khaddafi cukup diperhitungkan.
Ketika muslim Eritrea di Ethiopia bergolak, maka dalam pertemuan Kepala Negara Islam di Tripoli, Khaddafi mengatakan bahwa Libya yang mempersenjatai Front Pembebasan Eritrea. Bagi Khaddafi, Kaisar Haille Selassi yang merupakan pimpinan Ethiopia kala itu adalah pimpinan yang menindas kaum muslimin Eritrea. Bahkan secara terang-terangan, Khaddafi mengatakan bahawa Haille Selassie adalah turunan Hebrew dan mempunyai ikatan dengan zionisme. Pakistan yang juga Islam tidak luput dari bantuan Khaddafi. Saking besarnya perhatian Khaddafi terhadap Pakistan, sampai-sampai Presiden Pakistan masa itu, Zulfikar Ali Bhutto merasa perlu "berterima kasih" pada Khaddafi. Nama Khaddafi diabadikan sebagai nama salah satu stadion olah raga di Pakistan. Sementara bantuan Khaddafi terhadap Palestina, nyata dan jelas. Disamping bantuan terhadap "saudara kami kaum muslimin", demikian istilah Khaddafi, lawannya pun jelas, Israel. "Kami mempersenjatai orang-orang Palestina dan ini kami anggap adil serta sebuah bentuk tanggung jawab suci", kata Khaddafi mensikapi bantuannya pada Palestina. Membantu orang-orang Palestina bagi Khaddafi tidak hanya dalam hal perjuangan ke arah pembebasan wilayah-wilayah yang diduki Israel saja. Gerakan-gerakan internasional seperti penyanderaan dan pembajakan yang dilakukan oleh orang-orang Palestina, juga mendapat dukungan langsung maupun tidak langsung dari Libya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar