
Dan konon, sampul konstitusi Perancis terdiri dari kulit bangsawan yang di"kuliti" saat terjadinya revolusi. Konon, pendeta wanita pada kuil Indian purba suka melakukan hubungan seks dengan para pemuja dan kemudian memungut bayaran untuk kas kuil. Lelaki suku Tuareg di Sahara memakai cadar, sementara wanitanya justru tampak muka dan buah dadanya. Cassanova, konon, pernah hampir menikahi anak perempuannya, karena ketahuan oleh ibu si perempuan ini, maka Cassanova mengurungkan pernikahan tersebut. Konon, Raja Mataram Islam, Amangkurat I "mempergilirkan" gundiknya buat sang anak, Amangkurat II. Konon, Raja Henry VI membuka sidang parlemen Inggris ketika umurnya 3 tahun, dan si-Henry ini terus menangis meraung-raung selagi sidang berlangsung. Konon, ada satu suku di Angola yang membuat rumah mereka dari tahi sapi dengan campuran tahi manusia, dan mereka sangat menikmati "parfum" itu. Konon, pendiri Singapura Lee Kuen Yew tidak pernah absen membawa termos yang (selalu) berisi teh panas kemanapun ia pergi. Konon, Idi Amin si penguasa Uganda dikenal "canibal", memakan beberapa daging lawan-lawan politiknya. Daging-daging itu disimpannya dalam kulkas. Konon, Idi Amin ini tak tamat Sekolah Dasar.
Ternyata, banyak yang aneh-aneh bila ber-konon-konon, walaupun "berita" ini tidak dibuat-buat. Tapi bila, Gayus yang pegawai pajak itu memiliki uang "rampokan" lebih dari 100 milyar, itu bukan konon lagi. Saya tak tahu, apa hubungan tulisan diatas dengan Gayus yang "cengar-cengir" setiap sidang berlangsung dengan wajah "tanpa dosanya". Namun yang pasti, beberapa puluh tahun ke depan, akan ada kalimat, (konon), pegawai kecil di Indonesia (asal bekerja di Pajak dan institusi lain yang "dicurigai") bisa memiliki kekayaan 100 Milyar lebih, walau ia hanya golongan III A dengan masa kerja 5 tahunan. Seandainya-lah, ya .. seandainya, saya memiliki anak laki-laki, saya (takut) memberinya nama dengan Gayus Lumbuun .. eh, salah, Gayus Halomoan. Atau konon, Malinda Dee yang setelah "korupsi", punya koleksi mobil-mobil mewah luar biasa, tampilan menarik aduhai sehingga punya "simpanan" lain - brondong - selain simpanan fulus luar biasa pula. Dan konon (belakangan), Malinda Dee yang korupsi itu, payudara-nya pun turut korupsi ... eh salah, erupsi. Bila punya anak perempuan (lagi) kelak, Malinda bukan nama yang baik untuk saya berikan. Takut, bila ia dewasa nanti, ia akan terbebani dengan (konon). Hehe.
Foto : Kubisme Pablo Picasso (google.com)
Ternyata, banyak yang aneh-aneh bila ber-konon-konon, walaupun "berita" ini tidak dibuat-buat. Tapi bila, Gayus yang pegawai pajak itu memiliki uang "rampokan" lebih dari 100 milyar, itu bukan konon lagi. Saya tak tahu, apa hubungan tulisan diatas dengan Gayus yang "cengar-cengir" setiap sidang berlangsung dengan wajah "tanpa dosanya". Namun yang pasti, beberapa puluh tahun ke depan, akan ada kalimat, (konon), pegawai kecil di Indonesia (asal bekerja di Pajak dan institusi lain yang "dicurigai") bisa memiliki kekayaan 100 Milyar lebih, walau ia hanya golongan III A dengan masa kerja 5 tahunan. Seandainya-lah, ya .. seandainya, saya memiliki anak laki-laki, saya (takut) memberinya nama dengan Gayus Lumbuun .. eh, salah, Gayus Halomoan. Atau konon, Malinda Dee yang setelah "korupsi", punya koleksi mobil-mobil mewah luar biasa, tampilan menarik aduhai sehingga punya "simpanan" lain - brondong - selain simpanan fulus luar biasa pula. Dan konon (belakangan), Malinda Dee yang korupsi itu, payudara-nya pun turut korupsi ... eh salah, erupsi. Bila punya anak perempuan (lagi) kelak, Malinda bukan nama yang baik untuk saya berikan. Takut, bila ia dewasa nanti, ia akan terbebani dengan (konon). Hehe.
Foto : Kubisme Pablo Picasso (google.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar