Kamis, 15 April 2010

Fenomena Klan Mallarangeng dalam Ranah Politik Indonesia

Ditulis ulang : Muhammad Ilham

Mallarangeng, nama itu tiba-tiba saja begitu terkenal. Peran Rizal Mallarangeng sebagai desaigner kampanye SBY yang menghebohkan, Fox yang dikomandani Choel Mallarangeng dan tingkah pola Andi (Alfian) sang jubir kepresidenan. Meski pro dan kontra, harus diakui bahwa Mallarangeng bersaudara sangat prestisius. Ganteng, muda, pintar dan kaya.

Andi Alfian Mallarangeng


Dinasti Mallarangeng mulai naik ke permukaan, ketika Andi (Alfian) Mallarangeng yang semula hanyalah seorang pengajar di Universitas Hasanuddin bergerak mengikuti laju reformasi. Pria kelahiran Makassar 14 Maret 1963 ini bergabung dalam Tim Tujuh yang diketuai Prof. Ryaas Rasyid di masa pemerintahan B.J. Habibie yang bertugas merumuskan paket Undang-undang politik yang baru dan undang-undang pemerintahan daerah. Nama Andi makin berkibar ketika terpilih mewakili pemerintah di Komisi Pemilihan Umum (KPU), 1999. Komentar dan pendapatnya dikutip media. Andi pun kemudian dipercaya menjadi staf ahli Menteri Negara Otonomi Daerah. Bersama bosnya ini, dia kemudian mendirikan Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK). Saat pendeklarasian, Minggu, 28 Juli 2002 di Hotel Horison Jakarta, Susilo Bambang Yudhoyono yang ketika itu Menko Polkam ikut menghadiri. Andi mengenalkan PDK sebagai partai masa depan yang mengedepankan persatuan bangsa dan Andi sebagai kandidat presidennya. PDK berhasil meraih 1,16% suara dan mendapat lima kursi di DPR. Suatu prestasi yang cukup bagus untuk partai baru. PDK kemudian mengusung Wiranto sebagai presiden. Keputusan ini menyebabkan Andi keluar dari PDK, sebab dengan suara lima kursi, PDK seharusnya memilih beroposisi. Andi pun bergabung dengan SBY-JK. Ketika pasangan itu menang, Andi diangkat menjadi Juru Bicara Kepresidenan. Kemudian Andi, yang selalu pedas dengan Wiranto ini, pun resmi bergabung dengan partai Demokrat, Januari 2008.

Andi Rizal Mallarangeng


Pria yang dikenal dengan Celli ini akhir-akhir ini menghebohkan terutama dengan kritikannya yang tajam terhadap Prabowo. Berbeda dengan Andi yang kalem, Celli agak temperamental. Ketika kuliah di UGM, Rizal rajin menulis opini di Tempo dan Kompas. Konon, Tempo yang mengusahakannya kuliah di Ohio State University, Columbus, Amerika. Saat kembali ke Indonesia, 2001, Rizal terlihat memandu siaran televisi selama 12 jam saat kekuasaan Abdurrahman Wahid di ujung kekuasaan dan baru berhenti saat Megawati dilantik menjadi presiden 23 Juli 2001 sore. Usai siaran, Rizal mengaku ditelpon Taufiq Kiemas dan kemudian menjadi ikon penting Megawati setiap perjalanan ke luar negeri. Pidato Megawati saat berkunjung ke Amerika, menurut Rizal adalah konsepnya. Ketika kunjungan Megawati ke India, Rizal dikabarkan memesan "ayam India" (pelacur) seperti yang dikatakan Esty, mahasiswa asal Indonesia di salah satu milis. Isu ayam India itu tidak menyurutkan hubungan Rizal dengan Megawati. Saat pilpres 2004, Rizal masih dipercaya menjadi tim sukses Mega Hasyim. Pria kelahiran Parepare, 29 Oktober 1964 ini pasca kekalahan Megawati dipercaya menjadi anggota Tim Sebelas Lembaga Kepresidenan yang digagas sang kakak dan Deny Januar Aly. Tim yang beranggotan M. Chatib Basri, Lin Che Wei itu memiliki peran strategis dalam merancang kabinet baru Yudhoyono.

Rizal kemudian mengajukan proposal mendirikan Freedom Institute kepada Bakrie. Lembaga yang di Amerika dikenal sebagai lembaga pengelola korban pecandu narkoba ini, di Indonesia lebih berperan dalam penggiringan opini. Bakrie yang dikenal Rizal selagi mahasiswa ini, kemudian membawa Rizal sebagai staf ahli Menko kesra. Meski dikenal pendukung Megawati, Rizal bersama Goenawan Muhamad, Lin Che Wie, Iksan, Chatib Basri, Raden Pardede, Sofyan Wanandi dan Todung Mulya Lubis dan sang kakak Andi dari Freedom Institute memasang iklan di kompas, 26 Februari 2005 yang mendukung kenaikan BBM.Freedom institue resmi berdiri pada 2001 diketuai Rizal sebagai Direktur Eksekutif, Saiful Mujani (pimpinan LSI) sebagai direktur riset, Luthfie Asysyaukanie sebagai deputi direktur dan Hamid Basyaib sebagai direktur program. Andi Mallarangeng, M. Chatib Basri, Mohamad Iksan, Nirwan Dewanto, Ahmad Sahal, dan Ulil Abshar Abdallah tercatat sebagai Associates.

Rizal kemudian dipercaya Surya Paloh untuk menjadi pembawa acara "Save Our Nation" di Metro Tv. Hubungan Rizal dengan Megawati memburuk saat Rizal mencalonkan diri menjadi capres alternatif. Saat pencalonan tersebut, Rizal meminta Yudhoyono untuk tidak mencalonkan diri lagi. Rizal menyatakan mampu memimpin Indonesia, pembangunan saat ini tidak begitu cepat, mulai dari infrastruktur, pengangguran, kemiskinan, ekonomi dan BBM. Pilihan Rizal ini ditanggapi Andi, "wajar dalam demokrasi. Itu artinya dia sudah tidak mendukung Megawati. Mungkin selangkah lagi mendukung SBY,” Rizal muncul di dalam kereta yang ditumpangi Boediono, saat akan menuju Bandung, untuk acara deklarasi, 15 Mei 2009. Dia menjadi ketua rombongan Boediono. Masih menurut Jawa Pos, beberapa anggota rombongan terkejut melihat kehadiran Rizal. Dalam perjalanan di kereta api itu, Rizal bahkan tidak berhenti “digoda” oleh anggota rombongan lain termasuk Boediono. “Kamu sabar dulu ya, tunggu 2014,” kata Boediono. Dewi Tjakrawati, istri Rizal ikut menimpali. “Tenang Pak Boed, pas deklarasi, Celi saya ikat biar tidak lepas ke panggung,” tuturnya lantas tertawa. Semua yang mendengar ikut tertawa. Rizal tersenyum kecut.

Andi Zulkarnain Mallarangeng


Pria yang dikenal sebagai Choel ini tidak seterkenal kedua kakaknya. Choel adalah pimpinan utama Fox, yang digagas Rizal, yang berdiri sejak 14 Februari 2008. Fox adalah konsultan politik untuk korporasi, pemilihan kepala daerah dan pemilihan presiden, Strategic and Political Consulting terdiri dari tiga divisi yakni divisi korporasi, divisi politik dan divisi produksi (media). Jasanya meliputi pembiayaan, perencanaan strategis, relasi dan peliputan media. Nama Fox mulai berkibar saat mengantarkan Alex Noerdin menjadi Gubernur Sumatera Selatan September 2008. Strategi pertama adalah membombardir seluruh Sumatra Selatan dengan iklan di televisi, radio, dan koran. ”Kami perlu merebut air supremacy, untuk softening the ground, sebelum ’serangan darat’ dilancarkan,” kata Zulkarnain.

Setelah itu Fox melakukan survei untuk mengetahui kabupaten mana yang masih resistan, mana yang sudah lunak. Rencana kampanye pun kemudian disusun untuk memenangi hati pemilih di daerah-daerah yang masih enggan memilih Alex. Hasilnya Alex terpilih menjadi gubernur. Padahal kata Zulkarnain, enam bulan sebelum hari pemilihan, popularitas Alex hanya 32 persen, jauh di bawah popularitas Syahrial. Sukses itu mengantarkan Fox mendapatkan klien kakap Sutrisno Bachir dengan nilai kontrak 120 milyar. Saat baru meraup 40 milyar, Sutrisno merasa dikadali, karena iklan Rizal di televisi dengan statement "if there is a will, there is a way" menimpali kata-kata Sutrisno "hidup adalah perbuatan.". Konon, gara-gara itu Rizal didepak dari Fox Indonesia dan mendirikan RM09.

Choel dan Foxnya kemudian mendapatkan kepercayaan dari Demokrat dan SBY mulai dari pileg hingga pencitraan SBY. Hasilnya Demokrat melejit. Segudang ide untuk metode dan strategi kampanye Demokrat juga muncul dari Zulkarnain. Salah satunya adalah kampanye hari terakhir Demokrat di Magelang, Jawa Tengah. Saat semua partai gencar melaksanakan rapat akbar di lapangan terbuka dengan ribuan massa, Demokrat justru menyewa gedung pertemuan yang mampu menampung 500 orang. Jumlah yang sedikit memang tapi Zulkarnain memboyong seratusan jurnalis dari Jakarta untuk meliput kegiatan tersebut. “Itu kampanye modern. Tidak perlu mengerahkan banyak massa, tapi efektif. Pesan tersampaikan,” kata Zulkarnain. Dalam belanja iklannya, Zulkarnain lebih memilih menggunakan strategi media spinning. Misalnya dengan menampilkan wajah Yudhoyono di harian terbesar di Indonesia di halaman depan dengan setengah halaman tambahan. Jenis iklan flap-ads itu jarang digunakan di Indonesia. Selain Demokrat dan Yudhoyono, klien Fox yang lain adalah Edhie Baskoro, putra bungsu Yudhoyono yang maju sebagai kandidat legislator di wilayah kampung halaman sang Bapak. Ongkos untuk Ibas –panggilan Edhie termasuk murah, hanya Rp 10 miliar.

(c) Dari berbagai sumber/diskusi di Facebook dan kaskus.com/

Tidak ada komentar: