Selasa, 14 Agustus 2012

KH. Mustafa Bisri : "Aku Harus Bagaimana ?"


aku pergi tahlil, kau bilang itu amalan jahil
aku baca shalawat burdah, kau bilang itu bid’ah
lalu aku harus bagaimana…?

aku bertawasul dengan baik, kau bilang aku musrik
aku ikut majlis zikir, kau bilang aku kafir
lalu aku harus bagaimana…?

aku shalat pakai lafadz niat, kau bilang aku sesat
aku mengadakan maulid, kau bilang tak ada dalil yang valid
lalu aku harus bagaimana…?

aku gemar berziarah, kau bilang aku alap-alap berkah
aku mengadakan selametan, kau bilang aku pemuja setan
lalu aku harus bagaimana…?

aku pergi yasinan, kau bilang itu tak membawa kebaikan
aku ikuti tasawuf sufi, malah kau suruh aku menjauhi

ya sudahlah… aku ikut kalian…

kan ku pakai celana cingkrang, agar kau senang
kan kupanjangkan jenggot, agar dikira berbobot
kan ku hitamkan jidat, agar dikira ahli ijtihad
aku kan sering menghujat, biar dikira hebat
aku kan sering mencela, biar dikira mulia

ya sudahlah… aku pasrah pada Tuhan yang ku sembah… !!





















(sebuah nukilan kritis berbentuk puisi dari KH. MUSTOFA BISRI anak dari KH. BISRI MUSTOFA - Hadratusyeikh Nahdlatul Ulama. Dianggap sebagai salah seorang ulama besar NU selain, misalnya Ulama-Ulama Langitan. Satu generasi dengan Gus Dur. Termasuk salah satu idola "generasi muda/intelektual muda NU". Hobinya : membaca kitab dan berkumpul dengan seniman dan rakyat biasa)

:: siap sholat Taraweh tadi, saya (ditanya : tepatnya) dikritisi oleh seorang jama'ah bahwa sholat itu pakai kain sarung, bukan celana panjang, karena itu BID'AH. Dan ia mendefenisikan BID'AH sebagai "tidak pernah dilakukan Rasulullah dalam ritual ibadah". Berangkat dari ini, saya kemudian mengatakan, "mari kita beri penguatan makna BID'AH tersebut".

- Orang yang tidak sayang sama istri dan anak-anaknya .... ITU BID'AH (karena Nabi SAW. tidak pernah melakukan ini)
- Orang yang tidak ramah pada tetangganya, ITU BID'AH (karena Nabi SAW. dikenal orang yang ramah, murah senyum lagi menyenangkan hati orang banyak)
- Orang yang tidak mau berbeda pendapat, ITU BID'AH (karena Nabi SAW. yang Ummi tersebut bahkan mau mendengar masukan dan arahan dari sahabat dan anaknya sendiri yang perempuan)
- Dan seterusnya.

Lantas Jama'ah saya tadi berkata, "Itu Bukan Ritual Ibadah, pak!".
Saya jawab, "saya hargai pendapat Bapak, tapi izinkan saya memiliki pendapat ..... Bapak adalah SEKULER, karena ibadah bagi Bapak hanyalah sebatas Sarung dan Celana doank. Padahal, TACIRIK-pun bisa jadi ibadah".
Alhamdulillah beliau tersenyum. Kami-pun minum AQUA gelas di Musholla sambil terus ma ota-ota (sesuatu yang dahulunya - bila meminjam versi Bapak tadi - juga BID'AH).

Terlepas dari apa yang diutarakan di atas, saya hanya ingin mengatakan, "Wallahu a'lam bish shawab".

Sumber foto : lkis.org
Sumber : Muhammad Ilham Fadli Facebook 

4 komentar:

  1. Maaf mas, setahu saya itu bukan puisinya Gus Mus. Itu puisi bikinan AR Bolodewe. Silahkan periksa di: http://kangulumuddin.blogspot.com/2012/08/meniru-puisi-gus-mus-oleh-ar-bolodewe.html

    Terima kasih

    BalasHapus
  2. Allah menyuruhmu ber-tahlil, tapi engkau buat tahlilan
    Nabi telah mengajarkan sholawat dengan keutamaannya, tapi engkau membuat sholawat burdah
    Para sahabat bertawassul saat Nabi hidup saja, tapi engkau bertawassul kepada orang mati
    Para sahabat melarang dzikir secara berjamaah tapi engkau membiasakannya
    Nabi dan para sahabat tidak pernah melafadzkan niat tapi engkau melakukannya
    Nabi dan para sahabat tidak merayakan maulid nabi, tapi engkau merayakannya
    Ziarah untuk mengingat kematian, tapi engkau buat untuk bertawassul
    Allah turunkan 114 Surat Alquran agar dipelajari, tapi kamu mengkhususkan yasin sebagai acara rutin
    Nabi berwasiat agar berpegang terhadap sunnahnya, para sahabatnya tapi kamu buat ajaran yang menyelisihinya

    Tidak isbal, memeliharan jenggot bukan kemauan kita, bukan pula tradisi arab, tapi sunnah Nabi
    hitamnya jidat bukan kemauan, bukan pula sunnah, tapi murni alamiah
    Kini yang menghampirimu adalah orang yang memberi nasehat, bukan pencela maupun penghujat

    Jika engkau rela dirimu tetap begini, ya sudah lah aku pasrah atas kejahilanmu, maka lakukanlah semaumu

    BalasHapus
  3. Oh.. Mustofa Bisri..
    Hakekat dirimu kau tuangkan dalam puisi
    Semua yang kau debat adalah ajaran Nabi
    Tak ku sangka kau begitu berani
    Ajaran Nabi kau tertawakan hi hi hi

    Oh.. Mustofa Bisri..
    Ketika dulu aku masih kuliah
    Aku selalu datang dimanapun kau ceramah
    Aku selalu menyimak perkataanmu yang penuh petuah
    Aku semakin yakin kau wali penuh karomah

    Oh.. Mustofa Bisri..
    Kini aku terperanjat dan nelangsa
    membaca pusimu berjudul "lalu aku harus bagaimana..??"
    Kini kekagumanku padamu berangsur sirna
    Mustofa Bisri yang dulu dan sekarang sudah berbeda

    Oh.. Mustofa Bisri..
    Seluruh Putra-Putri Nabi meninggal tidak di SELAMATI
    Tapi malah kau debat dalam bentuk puisi
    Membaca puisimu aku sangat ngeri
    Ada apa denganmu Oh.. Mustofa Bisri

    Ketika Nabi wafat tidak di SELAMATI
    Tapi malah kau debat dalam bentuk puisi
    Membaca puisimu aku sangat ngeri
    Ada apa denganmu Oh.. Mustofa Bisri

    Tak satupun sahabat yg gugur dan meninggal di SELAMATI
    Tapi malah kau debat dalam bentuk puisi
    Membaca puisimu aku sangat ngeri
    Ada apa denganmu Oh.. Mustofa Bisri

    Apakah kira-kira Nabi tidak mengerti..??
    Putra-Putrinya meninggal tidak diselamati..??
    Padahal beliau adalah seorang Nabi
    Apa pendapatmu Oh.. Mustofa Bisri..

    Apakah kira-kira Nabi tidak mengerti..??
    Ada amalan mulia yaitu "SELAMAN dan KENDURI"
    Padahal beliau adalah seorang Nabi
    Apa pendapatmu Oh.. Mustofa Bisri..

    Kau debat jenggot dan celana cingkrang..
    Padahal itu Sunnah Nabi yang sangat terang
    Seolah kau anggap kami yang mengarang..
    Ada apa denganmu wahai Budayawan yang sudah malang melintang

    Oh.. Mustofa Bisri..
    Kau dahulu adalah IDOLA ku
    Kini sikap dan tulisanmu membuatku pilu
    Tarik lah semua puisi yang melecehkan Nabi mu dan Nabi ku
    Semoga Alloh memberi hidayah padamu..

    ==dibuat oleh Dua Sahabat==
    pengagum Gus Mus yang dulu
    bukan gus mus yang sekarang

    BalasHapus
  4. Iya, Mas Wildan Hakim benar. Itu bukan karangan gus mus. Uda di confirm di twitter (resmi) Gus Mus @gusmusgusmu.

    BalasHapus