
Setelah kematian Osama (Usamah) bin Laden beberapa waktu yang lalu, pemerintah Amerika Serikat (bukan masyarakat-nya), secara politis, praktis hanya memiliki 5 orang figur pemimpin negara yang dianggap sebagai "musuh" (tanda kutip). Presiden Venezuela, Hugo Chavez dianggap negara "Paman Sam" sebagai tetangga yang tak pernah patuh pada kebijakan mereka. Sebenarnya banyak para pemimpin negara-negara tetangga Amerika Serikat yang rada-rada mirip dengan Hugo Chavez ini, katakanlah seperti Evo Marales, Presiden Bolivia yang secara ideologis sangat dekat dengan sosialis. Tapi negara Morales beda dengan Chavez. Chavez ditakdirkan Tuhan menjadi Presiden salah satu negara kaya minyak di Amerika Latin, sementara Bolivia tidak. Selama di tangan Hugo Chavez, kepentingan "tangan-tangan tersembunyi" Amerika Serikat tak bisa bermain di kilang-kilang minyak mereka. Pemimpin negara yang kedua dianggap sebagai "musuh" pemerintah Amerika Serikat, yaaaa siapa lagi kalau bukan "si brewok" Fidel Castro. Bahkan Fidel Castro dianggap sebagai musuh paling abadi negara Obama ini. Kedekatannya dengan blok Komunis serta pilihan ideologi-nya yang sangat Stalinis-Castroisme ini membuat Amerika Serikat merasa khawatir dan jengah karena komunisme yang nota bene nya adalah ideologi "lawan" Amerika Serikat tersebut dianut oleh negara yang berada "diteras" Amerika Serikat. Konflik Teluk Babi pada masa John Fritzgerald Kennedy (Presiden Amerika Serikat) dan Nikita Kruschev (Uni Sovyet) menjadi catatan sejarah bagaimana Cuba begitu strategis bagi Amerika Serikat dan Uni Sovyet memiliki kepentingan untuk menaruh negara satelit mereka di "teras" Amerika Serikat.
Selanjutnya, sang Nasserisme, Moammar Qaddafi yang hingga hari (28-7-2011) masih tegak berdiri dari hantaman Amerika Serikat, Perancis dan Inggris (baca : NATO). Qaddafi bahkan dianggap sebagai penjahat perang oleh Mahkamah Internasional karena menembaki beberapa warga sipil dalam demonstrasi menuntut pengunduran dirinya. Qaddafi yang masih tegak berdiri, walau tentunya sudah "sempoyongan", dianggap sebagai pemimpin negara yang harus dimusuhi karena berpotensi menghancurkan nilai-nilai demokrasi dan pelanggar HAM. Heran juga kita, Israel yang menembaki warga Palestina ataupun Basyar al-Assad yang menyuruh militer menembaki rakyat Suriah ketika berdemonstrasi atau Sulthan Bahrain yang dibantu militer Arab Saudi "membunuhi" beberapa demonstran, tidak dianggap sebagai pelanggar HAM (atau, tragedi Shabra Shatilla yang membuat bulu kita "bergidik" ketika Israel dibawah pemerintahan Menachen Begin serta "tangan kanannya" Ariel Sharon). Malangnya Qaddafi, ia pemimpin negara kaya minyak, sementara Suriah, biasa-biasa saja. Seterusnya, Kim Jong Il bin Kim Il Sung, pemimpin "penuh misteri" Korea Utara dianggap musuh lain pemerintah Amerika Serikat. Kalau ini bukan karena faktor minyak, tapi karena faktor Nuklir yang berpotensi menganggu kepentingan sekutu Amerika Serikat - Korea Selatan. Nasib Kim Jong Il juga sama dengan Ahmadinedjad, sama-sama berkaitan dengan isu nuklir, plus satu lagi ..... minyak.
..... Itu Point-nya !!
Sumber Foto's : www.dejavu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar